Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Tuduh Korea Selatan Tahan Rp 97 Triliun Uang "Sandera" Saat Sita Kapal Tanker

Kompas.com - 05/01/2021, 20:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran pada Selasa (5/1/2021) menuduh Korea Selatan menahan 7 miliar dollar AS (Rp 97,4 triliun) uang "sandera".

Namun, Iran menekankan bahwa penyitaan atas sebuah kapal tanker Korea Selatan di perairan Teluk bukanlah tindakan balas dendam, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (5/1/2021).

Pasukan Pengawal Revolusi Islam pada Senin (4/1/2021) mengirimkan speedboat angkatan laut untuk merebut MT Hankuk Chemi dengan 20 awak di dalamnya, yang dituduh "melanggar hukum lingkungan maritim".

Baca juga: Masih Khawatir Varian Baru Virus Corona, Iran Perpanjang Larangan Kedatangan Pesawat dari Inggris

Korea Selatan telah menuntut pembebasan kapal tersebut dan mengirimkan unit anti-pembajakannya ke wilayah tersebut.

"Kami bukan penyandera," kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei pada konferensi pers.

"Kami terbiasa dengan tuduhan seperti itu. Tapi...itu adalah pemerintah Korea (Selatan) yang telah mengambil lebih dari 7 miliar dollar AS dari sandera kami dengan alasan yang tidak berdasar," kata Rabiei.

Baca juga: Selama 20 Tahun Ilmuwan Nuklir Top Iran Dibunuh dalam Operasi Rahasia, Siapa Pelaku dan Apa Motifnya?

Dia menambahkan bahwa penyitaan itu berdasarkan perintah pengadilan setelah kapal tanker itu "menyebabkan pencemaran minyak di Teluk Persia. Telah diperingatkan sebelumnya, dan permintaan (penyitaan) bersifat teknis."

Korea Selatan akan segera mengirimkan delegasi ke Iran untuk menyelesaikan situasi kapal tanker "melalui negosiasi bilateral," kata juru bicara kementerian luar negeri Korea Selatan, Choi Young Sam.

Baca juga: Dapat Ancaman dari Iran, AS Siagakan Kapal Induknya di Timur Tengah

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Choi Jong Kun akan melanjutkan perjalanan 3 hari yang direncanakan sebelumnya ke Teheran awal pekan depan, tambah juru bicara itu.

Kunjungan wakil menteri telah diatur sebelum terjadi penyitaan kapal, karena Teheran mengupayakan pembebasan miliaran dolar yang ditahan di Seoul atas sanksi AS.

Rabiei mengatakan bahwa Korea Selatan telah menolak untuk memberikan dana kepada Iran "bahkan mengenai barang-barang yang tidak disetujui" oleh Amerika Serikat, mencatat bahwa "memori sejarah bangsa kita tidak akan melupakan ini".

Baca juga: Iran: Proses Pengayaan Uranium 20 Persen untuk Nuklir Dimulai

Presiden AS Donald Trump pada 2018 menarik Washington dari perjanjian nuklir penting bersama kekuatan dunia dan kemudian memberlakukan kembali serta memperkuat sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran.

Pengawal Iran mengatakan kapal Korea itu membawa 7.200 ton "produk kimia minyak" setelah berhenti di pelabuhan Saudi dan diawaki oleh personel dari Korea Selatan, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar.

Insiden itu adalah penyitaan kapal besar pertama oleh angkatan laut Iran dalam lebih dari setahun.

Baca juga: Dubes Iran untuk Brasil: Sanksi AS adalah Kejahatan Kemanusiaan

Pada Juli 2019, Pengawal Iran menangkap kapal tanker minyak berbendera Inggris Stena Impero di Selat Hormuz yang sensitif selama 2 bulan, karena diduga menabrak sebuah kapal penangkap ikan.

Kejadian saat itu dipandang luas sebagai tanggapan Iran setelah pihak berwenang di wilayah luar negeri Inggris di Gibraltar, telah menahan sebuah kapal tanker Iran dan kemudian melepaskannya atas keberatan AS.

Teheran membantah kedua kasus itu terkait.

Baca juga: Kapal Tanker Korea Selatan Berisi 2 WNI Ditahan, Iran Tuding karena Polusi Minyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com