Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hong Kong Tangkap Massal Anggota Parlemen dan Aktivis Pro-demokrasi Terkait Hukum Keamanan Nasional

Kompas.com - 06/01/2021, 11:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

HONG KONG, KOMPAS.com - Sekitar 50 anggota parlemen dan aktivis pro-demokrasi dilaporkan telah ditangkap di Hong Kong berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang kontroversial, melansir pada Rabu (6/1/2021).

Halaman Facebook Partai Demokrat mengatakan penangkapan itu terkait dengan pemilihan pendahulu yang diselenggarakan secara independen tahun lalu, untuk memilih kandidat demokratis dalam pemilihan legislatif.

Pemimpin Partai Demokrat Hong Kong, Carrie Lam telah memperingatkan pada saat itu, bahwa akan ada upaya menjatuhkan kekuasaan secara ilegal.

Beijing memberlakukan hukum keamanan di bekas koloni Inggris itu pada Juni tahun lalu.

Gelombang penangkapan adalah tindakan keras terbesar terhadap oposisi pro-demokrasi Hong Kong di bawah undang-undang baru.

Baca juga: Dituduh Hina Bendera China, Remaja Hong Kong Pro-demokrasi Terancam Penjara

Diperkirakan penahanan termasuk pada tokoh-tokoh oposisi terkenal dari Partai Demokrat dan Partai Sipil seperti James To, Lam Cheuk Ting, dan Lester Shum.

Sebuah aliansi partai-partai oposisi menjalankan pemilihan pendahuluan yang terorganisir secara independen pada Juli. Ini dilakukan untuk menentukan kandidat mana yang akan memiliki peluang terbaik dalam pemilihan September untuk Dewan Legislatif, parlemen Hong Kong.

Pemilu September kemudian ditunda, dengan para pejabat mengutip kekhawatiran atas pandemi sebagai alasan penundaan.

Kelompok oposisi berharap dapat memenangkan lebih banyak kursi, sehingga akan memberi mereka cukup kekuatan untuk memblokir proposal pemerintah, dan meningkatkan tekanan untuk reformasi demokrasi.

Baca juga: Joshua Wong dan Dua Aktivis Pro-demokrasi Hong Kong Dipenjara

Apa hukum keamanan Hong Kong?

Undang-undang keamanan menghukum apa yang secara luas didefinisikan oleh China sebagai pemisahan diri, subversi, terorisme dan kolusi dengan pasukan asing. Hukumannya hingga seumur hidup di penjara.

Hukum ini telah banyak dikritik oleh kelompok hak asasi manusia dan negara-negara Barat karena secara efektif membatasi perbedaan pendapat.

Pemerintah China telah membela undang-undang tersebut. Beijing mengatakan hal itu akan membantu mengembalikan stabilitas ke wilayah tersebut, yang telah diguncang oleh protes pro-demokrasi, dan membuatnya lebih sejalan dengan China daratan.

Setelah undang-undang itu diberlakukan, sejumlah kelompok pro demokrasi bubar karena khawatir akan keselamatannya.

Baca juga: Aktivis Milenial Hong Kong Mengaku Bersalah dalam Aksi Protes 2019

Selama beberapa minggu dan bulan terakhir, beberapa kasus pengadilan tingkat tinggi berdasarkan undang-undang keamanan sedang berlangsung.

Taipan media Jimmy Lai didakwa menggunakan hukum ini. Begitu juga beberapa aktivis yang mencoba melarikan diri dari wilayah itu dengan perahu Agustus lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com