Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepinya Tahun Baru Saat Pandemi Covid-19: Beragam Restriksi dan "Hilangnya" Kembang Api

Kompas.com - 31/12/2020, 19:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Malam pergantian tahun dari 2020 ke 2021 berbeda dari biasanya. Dunia terkurung dalam beragam restriksi (pembatasan atau larangan), serta pesta kembang api yang tidak semeriah biasanya.

Sebab, pandemi Covid-19 yang masih merebak bahkan adanya varian baru virus corona, membuat sejumlah negara harus membuat aturan ketat guna menekan laju penularan.

Sydney dan New York misalnya, yang melarang pesta kembang api dan perkumpulan di tempat umum.

Baca juga: Selamat Tinggal 2020! Negara Mana yang Merayakan Tahun Baru Duluan dan Siapa yang Terakhir?

Larangan serupa juga diterapkan di sebagian Eropa, yang sedang dilanda kekhawatiran atas varian baru Covid-19 di Inggris.

Perancis mengerahkan 100.000 polisi untuk membubarkan pesta Malam Tahun Baru dan memberlakukan jam malam.

Sementara itu di Inggris lokasi munculnya jenis baru virus corona, PM Boris Johnson mendesak rakyatnya untuk mematuhi aturan.

"Artinya tidak bertemu dengan teman atau keluarga di dalam ruangan, kecuali mereka berada di rumah yang sama atau support bubble, dan menghindari pertemuan besar dalam bentuk apa pun," kata Johnson pada Rabu (30/12/2020).

Baca juga: Varian Baru Virus Corona di Asia: Daftar 8 Negara Terinfeksi dan Jumlah Kasusnya

Irlandia juga mengaktifkan tingkat pembatasan tertinggi hari ini, melarang semua kunjungan ke rumah-rumah, menutup semua ritel non-esensial, dan membatasi perjalanan maksimal 5 km.

Bergeser ke Jerman, "Negeri Bir" sedang dalam masa isolasi sampai 10 Januari. Pemerintah melarang penjualan kembang api, dan membatasi ketat jumlah orang yang berkumpul di tempat umum.

Belanda juga merayakan Malam Tahun Baru dalam lockdown yang berlangsung sampai 19 Januari, dan Turki memulai lockdown 4 hari pada malam berakhirnya 2020.

Pertunjukan kembang api di Sky Tower tetap diadakan di Auckland, Selandia Baru, pada Kamis (31/12/2020), karena tidak adanya kasus Covid-19 tersisa di sana.NZ HERAL/MICHAEL CRAIG via AP Pertunjukan kembang api di Sky Tower tetap diadakan di Auckland, Selandia Baru, pada Kamis (31/12/2020), karena tidak adanya kasus Covid-19 tersisa di sana.
Di Amerika Serikat, para pihak berwenang membatasi perayaan di banyak negara bagian dan kota.

Hitung mundur di Times Square Ball New York tidak dibuka untuk umum, dan pertunjukan kembang api ditiadakan di banyak kota termasuk San Francisco dan Las Vegas.

Baca juga: 6 Daerah yang Berlakukan Pembatasan Jalan Saat Malam Tahun Baru, Mana Saja?

Lalu bagaimana dengan di Asia-Pasifik?

Dilansir dari BBC pada Kamis (31/12/2020), di Australia masih ada pesta kembang api tetapi orang-orang dilarang berkerumun di luar.

"Kami tidak mau membuat acara yang jadi super-spreading pada Malam Tahun Baru," kata Premier New South Wales, Gladys Berejiklian.

Sebagian besar warga Sydney hanya akan menonton kembang api di tv rumah, dan perkumpulan di kediaman dibatasi hanya untuk lima orang, kata jurnalis BBC Phil Mercer di kota itu.

Kemudian di China, pertunjukan lampu-lampu Tahun Baru di ibu kota Beijing ditiadakan. Hanya perayaan kecil-kecilan yang diadakan di kota-kota.

Jepang juga tidak mengadakan acara Tahun Baru tradisional, di mana biasanya Kaisar Naruhito dan anggota keluarga kekaisaran lainnya menyapa orang-orang.

Di India, New Delhi dan beberapa kota lain memberlakukan jam malam dan restriksi lainnya, guna mencegah perkumpulan massa besar saat Malam Tahun Baru.

Namun di Selandia Baru yang sudah bebas dari Covid-19, acara malam pergantian tahun diadakan seperti biasa.

Baca juga: Polemik Pembukaan Malioboro Saat Malam Tahun Baru, Begini Penjelasan Pemkot Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com