Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Virus Corona Muncul di Inggris, Apa Saja yang Sudah Diketahui?

Kompas.com - 21/12/2020, 08:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah berkomunikasi dengan pejabat Inggris terkait munculnya varian virus corona baru.

Varian baru ini menyebar lebih cepat dari versi virus aslinya, tetapi diyakini tidak akan lebih mematikan.

Sebagian besar Inggris tenggara, termasuk London, sekarang berada di bawah aturan pembatasan baru yang lebih ketat dalam upaya untuk menekan penyebaran virus yang cepat.

Baca juga: Muncul Varian Baru Virus Corona di Inggris, Eropa Ramai-ramai Tutup Perbatasan

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru ini bereaksi berbeda terhadap vaksin.

Langkah itu dilakukan setelah pengambilan sampel di Belanda awal bulan ini menunjukkan varian baru virus corona yang sama seperti yang ditemukan di Inggris.

Sementara mereka menunggu "kejelasan" tentang situasi di Inggris, pemerintah Belanda mengatakan "risiko jenis virus baru yang diperkenalkan ke Belanda harus diminimalkan sebisa mungkin".

Pemerintah Belanda juga mengatakan akan bekerja dengan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya dalam beberapa hari mendatang untuk "mengeksplorasi ruang lingkup pembatasan risiko jenis virus yang dibawa dari Inggris itu".

Apa yang kita ketahui tentang varian baru virus?

WHO menulis di akun Twitter bahwa mereka telah melakukan kontak dengan pejabat Inggris terkait varian baru tersebut.

Baca juga: Ada Varian Baru Virus Corona, Arab Saudi Larang Penerbangan Internasional Sepekan

Dikatakan juga Inggris sedang berbagi informasi dari studi yang sedang berlangsung terkait mutasi virus, dan bahwa WHO akan memberi informasi baru pada negara anggota dan publik "saat kami mempelajari lebih lanjut tentang karakteristik varian virus ini [dan] implikasinya".

Meskipun ada "ketidakpastian yang cukup besar", Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru mungkin dapat 70 persen lebih menular dari jenis virus yang lama.

Tetapi para pejabat mengatakan tidak ada bukti saat ini yang menunjukkan bahwa varian baru tersebut menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau bereaksi secara berbeda terhadap vaksin atau pengobatan yang ada.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, melaporkan kepada para anggota dewan di Majelis Rendah bahwa sedikitnya 60 pemerintah daerah telah mencatat infeksi yang disebabkan oleh varian baru itu.

Hancock menjelaskan bahwa dalam sepekan lalu, terjadi lonjakan tajam dan eksponensial infeksi virus corona di London, Kent, sebagian daerah di Essex, dan Hertfordshire.

Baca juga: Mengenal Mutasi dan Penularan Varian Baru Virus Corona, Apa Bedanya?

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.AP/Matt Dunham Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

"Saat ini kami mengidentifikasi lebih dari 1000 kasus dengan varian ini terutama di Inggris Selatan meskipun kasus telah ditemukan di hampir 60 wilayah administrasi.

"Kami tidak mengetahui sejauh mana [lonjakan] ini dikarenakan varian baru tetapi apapun penyebabnya kita harus mengambil tindakan cepat dan tegas yang sayangnya teramat penting untuk mengendalikan penyakit mematikan ini sementara vaksin mulai disediakan."

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com