ABUJA, KOMPAS.com - Annas Shuaibu terbangun ketika suara tembakan kelompok bersenjata membombardir asrama sekolahnya di barat laut Nigeria dalam sebuah penggerebekan malam hari.
Dia dan ratusan anak laki-laki lainnya ditangkap dan dipaksa keluar dari sekolah menuju hutan terdekat.
Setelah beberapa jam berjalan melewati hutan, kelompok bersenjata itu memerintahkan mereka untuk berhenti berjalan dan memperingatkan mereka untuk tidak mencoba melarikan diri, kata Shuaibu.
“Mereka mengatakan bahkan jika Anda mencoba melarikan diri, atau kami membiarkan kalian kabur, kalian tidak akan bisa kemana-mana," ujar Shuaibu menirukan seperti yang dilandir dari Reuters pada Minggu (20/12/2020).
"Sebaliknya, kalian akan mati di hutan," tegasnya.
Shuaibu (16 tahun) termasuk di antara 344 siswa sekolah yang diculik dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah, sebuah sekolah berasrama khusus laki-laki, pada 11 Desember di kota Kankara, di negara bagian Katsina.
Anak- anak sekolah itu ditahan selama 6 hari sebelum dinas keamanan menyelamatkan mereka pada Kamis (17/12/2020) dari hutan Rugu, kawasan hutan luas yang membentang di 4 dari 36 negara bagian Nigeria.
Insiden tersebut memicu kemarahan tentang ketidakamanan yang telah mencengkeram sebagian besar negara, yang paling padat penduduknya di Afrika.
Baca juga: Ratusan Siswa yang Diculik di Nigeria Akhirnya Diselamatkan
Selain itu, telah membangkitkan ingatan penculikan Boko Haram pada 2014 terhadap lebih dari 270 siswi di kota timur laut Chibok.
Mengenakan kaftan biru kehijauan dan tersenyum lebar saat bermain sepak bola dengan teman-teman di dekat rumahnya di Kankara, Shuaibu tampak riang sehari setelah dipertemukan kembali dengan keluarganya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan