Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

330 Murid Disandera Boko Haram, Para Ibu di Nigeria: Kembalikan Anak-anak Kami...

Kompas.com - 16/12/2020, 12:43 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

ABUJA, KOMPAS.com - Seorang wanita Nigeria yang anaknya termasuk di antara para murid yang disandera dari sekolah di negara bagian Katsina pekan lalu memohon dalam protes, Selasa (15/12/2020).

Kelompok pemberontak Boko Haram dilaporkan bertanggung jawab atas teror dan penyanderaan yang terjadi pada Jumat malam (11/12/2020).

Media the Daily Nigerian pada Selasa menyatakan bahwa mereka menerima pesan video dari pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau yang mengatakan bahwa kelompok merekalah yang bertanggung jawab atas penyanderaan murid-murid tersebut.

Alasannya, sekolah tersebut mengadopsi pendidikan Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam.

"Apa yang terjadi di Katsina dilakukan untuk mempromosikan Islam dan mencegah praktik non-Islam karena pendidikan Barat bukanlah jenis pendidikan yang diizinkan oleh Allah dan Nabi Suci-Nya," kata Shekau dalam rekaman yang dirilis media tersebut.

Baca juga: Pembantaian Petani oleh Militan Boko Haram, Sekitar 40 Orang Tewas

Melansir Fox News, seorang ibu dari salah satu murid yang hilang memohon agar anaknya segera dipulangkan.

"Berhentilah membunuh anak-anak kami, bawa kembali anak-anak kami," kata Amrata Hamzah, yang putra semata wayangnya ikut disandera bersama 330 murid lain, kepada penyiar lokal CLIQQ TV selama protes Selasa kemarin.

"Saya tidak tahu kondisi putra saya. Saya tidak bisa bilang apa-apa. Saya tidak bisa bicara, tidak bisa minum sejak tiba di Kankara. Cuaca panas, saya yakin anak-anak kami haus, mereka pasti lapar. Tolong bantu kami, bawa pulang anak-anak kami."

Baca juga: Ratusan Murid di Nigeria Disandera dalam Serangan Segerombolan Pria Bersenjata

Bagaimana peristiwa penyanderaan berlangsung?

Dilansir dari Associated Press (AP), ratusan pria bersenjata datang dengan senapan serbu pada Jumat, 11 Desember lalu.

Mereka mengepung Sekolah Menengah Ilmu Pengetahuan Pemerintah (GSSS) pada sebuah asrama khusus murid laki-laki di kota Kankara.

Berdasarkan keterangan para saksi, pasukan bersenjata itu menembaki polisi sebelum menyandera para murid dan memaksa mereka berbaris memasuki wilayah hutan dalam kelompok terpisah.

Para pemberontak itu berasal dari ekstremis Boko Haram yang mengaku bertanggung jawab atas perbuatan mereka pada Selasa.

Lebih dari 330 murid laki-laki masih hilang setelah penyerbuan bersenjata itu meski puluhan lainnya berhasil melarikan diri.

Baca juga: Ratusan Murid Disandera Sekelompok Pria Bersenjata di Nigeria, Semua Sekolah dan Asrama Ditutup

Saat ini pemerintah Nigeria sedang menegosiasikan nasib anak-anak itu dengan para ekstremis menurut Juru bicara presiden Nigeria, Garba Shehu meski pun belum jelas apakah ekstremis yang diajak negosiasi adalah dari pihak Boko Haram atau kelompok lain.

Pemerintah Nigeria juga mengatakan bahwa badan keamanan yang dikerahkan untuk operasi penyelamatan juga telah memberi tahu di mana posisi anak-anak itu berada.

Jika Boko Haram terbukti dalang di balik penyanderaan dan teror itu, bisa jadi gelombang baru ekstremisme agama sedang meningkat di Nigeria.

Selama lebih dari 10 tahun, kelompok itu telah terlibat dalam kampanye berdarah untuk memperkenalkan aturan Islam yang ketat, tetapi sebagian besar aktif di timur laut Nigeria, bukan di barat laut, tempat Negara Bagian Katsina berada.

Ribuan orang tewas dan lebih dari satu juta orang mengungsi akibat kekerasan yang mereka perbuat.

Baca juga: Diculik Boko Haram 5 Tahun Lalu, 112 Gadis Chibok Masih Belum Kembali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com