Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Virus Corona Terdeteksi di Inggris, London Akan Lockdown Ketat

Kompas.com - 15/12/2020, 17:19 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Ibu Kota Inggris, London, akan menetapkan aturan pembatasan terketat dalam sistem lockdown regional pada Rabu (16/12/2020).

Langkah tersebut dipertimbangkan setelah angka penularan virus corona di kota tersebut tersebut melonjak.

Pub dan restoran harus ditutup kecuali menyediakan layanan takeaway saat London memasuki aturan pembatasan Tier 3, atau tingkatan Peringatan Sangat Tinggi.

Namun pertokoan, sekolah, dan pusat kebugaran akan tetap dibuka.

Baca juga: Trump Ingin Dia dan Pejabat Gedung Putih Tak Dapat Prioritas Awal Vaksin Covid-19

Beberapa wilayah di Essex dan Hertfordshire juga akan masuk ke tahap yang sama, saat lockdown nasional yang terjadi selama beberapa bulan baru saja berakhir dua pekan lalu.

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa Pemerintah Inggris perlu bertindak segera untuk melandaikan kurva lebih awal dari tanggal peninjauan setiap dua pekan, yakni 16 Desember.

"Saya tahu ini adalah berita yang sulit untuk diterima dan saya tahu ini berarti rencana yang ada akan terganggu, dan untuk bisnis yang terpengaruh, ini akan berdampak signifikan," ucapnya di hadapan Parlemen Inggris.

"Namun tindakan ini sangat penting, bukan hanya untuk menjaga keselamatan warga, namun karena kita sudah menyaksikan jika tindakan cepat tanggap dapat menghambat kerusakan lebih parah dan masalah berkepanjangan nantinya," imbuh Hancock.

Baca juga: Jerman Desak Uni Eropa Setujui Vaksin Covid-19 Secepatnya

Walau beberapa daerah dengan populasi terbesar di Inggris sudah masuk ke dalam tahap pembatasan ketat, warga dari tiga rumah berbeda masih dapat berkumpul dalam tempat tertutup, di tengah pelonggaran aturan di tengah liburan Natal sekitar tanggal 23 Desember dan 27 Desember.

London merupakan salah satu kota di Inggris yang terkontaminasi virus corona lebih dulu di periode Maret hingga Mei.

Namun ketika gelombang kedua terjadi, penularannya lebih banyak terjadi di pusat dan utara Inggris.

Menurut data yang dikeluarkan pekan lalu, angka kasus per 100.000 warga London adalah 191,8.

Rasio tersebut lebih tinggi dari angka di daerah yang menerapkan aturan lebih ketat, seperti West Midlands.

Baca juga: Korea Utara Dikabarkan Beli Vaksin Covid-19 Sputnik V dari Rusia

Varian baru Covid-19 dideteksi di Inggris

Hancock juga mengumumkan jika pihaknya menemukan varian baru virus corona beberapa hari lalu.

Varian tersebut diduga berhubungan dengan peningkatan kasus di selatan Inggris.

Lebih dari 1.000 kasus baru telah dicatat, ujar Hancock, yang juga mengatakan kemungkinannya kecil bagi virus yang bermutasi tersebut untuk tidak bereaksi pada vaksin.

"Analisa awal menyebutkan varian ini tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada," kata Hancock.

"Saya harus menekankan jika tidak ada bukti yang menyatakan varian ini dapat menimbulkan penyakit berbahaya, dan pernyataan klinis mengatakan kemungkinannya kecil virus yang bermutasi ini akan gagal dilawan vaksin," tutur Hancock.

Baca juga: WHO: Sinterklas Kebal Covid-19, Jadi Boleh Keliling Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com