Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kemenkeu dan Kemendag, Hacker Serang Kementerian Energi AS

Kompas.com - 18/12/2020, 07:49 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kementerian Energi Amerika Serikat (AS) melaporkan adanya upaya pelanggaran dunia maya pada Kamis (17/12/2020).

Laporan tersebut muncul menyusul adanya dugaan kampanye Rusia yang menghantam lembaga pemerintah AS melalui serangan siber.

Kendati demikian, menurut Kementerian Energi AS, serangan tersebut berhasil diisolasi ke jaringan bisnis sebagaimana silansir dari Reuters.

Baca juga: Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Juga Diretas Setelah Kemenkeu dan NTIA

"Pada titik ini, penyelidikan telah menemukan bahwa malware telah diisolasi ke jaringan bisnis saja dan tidak memengaruhi fungsi penting misi keamanan nasional dari kementerian," kata juru bicara Kementerian Energi AS Shaylyn Hynes.

Kementerian Energi AS adalah badan AS terbaru yang mengonfirmasi telah diserang dalam sebuah peretasan dari celah perangkat lunak SolarWinds.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) AS dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS juga melaporkan telah coba diretas melalui celah SolarWinds.

Baca juga: Hacker Rusia Diduga Jadi Dalang Peretasan E-mail Kemenkeu AS dan NTIA

Hynes menambahkan bahwa fungsi keamanan di Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA), cabang dari Kementerian Energi AS yang mengelola senjata nuklir negara, tidak terpengaruh.

Di sisi lain, Senator AS dari Partai Republik Deb Fischer meyakini akan keamanan senjata nuklir milik AS.

Kendati demikian, imbuh Fischer, keamanan NNSA harus tetap diperkuat karena para hacker alias peretas mencoba menargetkan jaringan keamanan NNSA. Fischer merupakan ketua subkomite yang mengawasi nuklir.

Baca juga: E-mail Kemenkeu AS dan NTIA Dijebol Hacker lewat Microsoft Office

Menurutnya, aksi peretasan tersebut semakin mendorong upaya memodernisasi keamanan nuklir AS supaya tetap aman, terjamin, dan efektif dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang.

Peretas yang menyerang sejumlah kementerian di AS tersebut diyakini bekerja untuk Rusia.

Para peretas telah memantau lalu lintas e-mail internal di lembaga AS dalam pelanggaran yang sedang diselidiki oleh FBI.

Baca juga: Ikuti Zaman, Sekolah Bodyguard China Mulai Ajari Kursus Anti-hacker

Politico melaporkan bahwa peretas menyebabkan kerusakan lebih parah pada jaringan di Komisi Pengaturan Energi Federal (FERC) Kementerian Energi AS, daripada badan lainnya yang telah diretas.

Laporan tersebut juga menyebut bahwa laboratorium milik Kementerian Energi AS yani Sandia dan Los Alamos berhasil diretas.

Baca juga: Hina Erdogan, Situs Web Media Yunani Diretas Hacker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com