Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijebak Masuk Iran, Aktivis Ini Dieksekusi dengan Cara Digantung

Kompas.com - 14/12/2020, 12:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

TEHERAN, KOMPAS.com - Ruhollah Zam, sosok yang dituding menyerukan aksi protes pada 2017 di Iran dilaporkan sudah dieksekusi dengan cara digantung pada Sabtu (12/12/2020).

Zam disebut mengasingkan diri ke Perancis hingga 2019, saat Garda Revolusi Iran mengeklaim sudah menjebaknya masuk dan menangkapnya.

Garda revolusi menyatakan, mereka menyita akun Telegram yang sudah mempunyai 1,4 juta subscribers, di mana mereka berbagi opini dan cerita menentang pemerintah.

Baca juga: Zombie Angelina Jolie Resmi Dipenjara 10 Tahun di Iran, Ini Deretan Kasusnya...

Pada Juni, Ruhollah Zam dijatuhi hukuman mati atas tuduhan "melakukan korupsi di Bumi", sebutan untuk kasus upaya menggulingkan pemerintah dan spionase.

Perancis meradang dan mengkrtik langkah Teheran, dengan menyebutnya pukulan serius bagi kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di Iran.

Kanal Telegram yang digunakan Zam begitu populer pada 2017, karena membagikan mengenai waktu dan lokasi protes, serta informasi memalukan pejabat setempat.

Dalam pesan yang dirilis tahun lalu, Garda revolusi mengeklaim menangkap Zam menggunakan "operasi rumit" dengan pengalihan intelijen.

Dilansir Sky News, tak dijelaskan bagaimana satuan elite Iran itu bisa membujuk Zam untuk meninggalkan Perancis dan masuk ke Iran.

Garda hanya menyebut si aktivis "dipandu masuk". Sepanjang 2019, dia muncul dalam serangkaian tayangan televisi dan membuat pengakuan.

Baca juga: Iran Sebut Normalisasi Maroko-Israel sebagai Pengkhianatan terhadap Islam

Dalam pengakuannya itu, Zam meminta maaf atas aktivitasnya, dan mengaku sudah kehilangan bobot hingga 30 kilogram selama penahanan.

Garda mendeskripsikan Zam sebagai kontributor penting bagi jaringan media musuh, dan menunjukkan perang psikologi guna menjatuhkan rezim.

Selain itu, Zam juga dituding sudah bekerja sama dengan sejumlah agen intelijen asing, seperti Israel, Perancis, maupun Amerika Serikat (AS).

Zam sendiri mengungkapkan dia terpaksa mengasingkan diri setelah dituding menjadi antek telik sandi asing, dan membantah menggelorakan kekerasan.

Baca juga: Pejabat Iran Bantah Kabar Kesehatan Pemimpin Tertinggi yang Memburuk

Puluhan orang dilaporkan tewas ketika demonstrasi besar merebak di iran pada 2017-2018, dengan pemerintah menutup akses publik ke Telegram dan Instagram.

Mahsa Alimardani, mahasiswa PhD di Institut Internet Oxford menuturkan, Ruhollah Zam adalah sosok penting karena anak ulama setempat yang cukup berpengaruh.

"Dia mampu mengakses dokumen rahasia terkait korupsi dan keamanan nasional, membantu menyulut aksi protes melawan rezim Ayatollah Ali Khamenei," ujar Alimardani.

Dia tidak bisa menjelaskan bagaimana caranya Teheran membawa pulang Zam. Namun, kabar penangkapannya jelas prestasi penting bagi mereka.

Baca juga: Diminta Berkonsultasi soal Nuklir dengan Arab Saudi, Iran Menolak Mentah-mentah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com