KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah berdampak pada krisis kesehatan hingga ekonomi, para perempuan ini berjuang untuk mengendalikan dari mulai mengambil langkah pencegahan dini hingga mengembangkan vaksin.
Berikut enam perempuan hebat itu yang dilansir dari DW Indonesia pada 14 April 2020.
Jerman jadi perhatian dunia atas upayanya menangani pandemi virus corona serta angka kematian yang rendah.
Kanselir Jerman Angela Merkel dipuji karena untuk kali pertama dalam masa jabatannya ia tampil langsung melalui televisi, memperingatkan bahaya virus corona.
Ia merinci langkah-langkah penanganan Covid-19 yang harus diikuti untuk mengatasi “tantangan terbesar” yang dihadapi Jerman sejak Perang Dunia II.
Baca juga: Pemberian Dosis Kedua Vaksin Covid-19 Harus Tepat Waktu, Kenapa?
Marylyn Addo, profesor di bidang virologi yang memimpin Pusat Penelitian Infeksi Jerman dan Kepala Departemen Infeksi Pusat Medis Hamburg-Eppendorf.
Institusi ini bertugas untuk mengembangkan vaksin virus corona.
Sebelumnya, Addo telah berhasil mengembangkan vaksin untuk virus Ebola dan MERS.
Baca juga: FBI Peringatkan Potensi Penipuan Vaksin Covid-19
Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Ardern, Selandia Baru melakukan tes menyeluruh dan menerapkan pembatasan wilayah yang ketat untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona.
Pada 14 Maret silam, Ardern umumkan siapa pun yang masuk ke negaranya harus melakukan isolasi mandiri selama dua pekan.
Tak lama berselang, ia kemudian melarang semua pengunjung masuk dan mengumumkan status lockdown.
Baca juga: 4 Ekor Singa di Kebun Binatang Barcelona Positif Virus Corona
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Jung Eun-kyeong, dipuji sebagai “pahlawan nasional” atas kinerjanya memerangi Covid-19.
Media Korea Selatan memberitakan bahwa Jung kerap tidak tidur dan menolak meninggalkan kantor demi mengatasi penyebaran corona di Korea Selatan.
Ia pun membantu mengarahkan langkah-langkah tes massal di negeri ginseng tersebut.
Baca juga: Wuhan Temukan Dua Kemasan Makanan Beku Impor Positif Virus Corona
Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Frederiksen, Denmark merupakan salah satu negara di Eropa yang merespon cepat penyebaran virus corona.
Frederiksen dengan sigap menerapkan langkah-langkah ketat di awal Maret, antara lain dengan menutup perbatasan untuk semua pengunjung yang tidak memiliki visa masuk.
Meski letaknya sangat dekat dengan episentrum virus corona, yakni China, Taiwan berhasil menekan penyebaran Covid-19.
Ini mematahkan prediksi para ahli yang menyebut Taiwan akan jadi salah satu negara dengan kasus corona terbanyak di dunia.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ambil tindakan dini dengan melarang masuk pengunjung dari China, Hong Kong, dan Makau seiring melonjaknya kasus di China.
Baca juga: China Beri Bantuan Vaksin Covid-19 tapi dengan Imbalan, Apakah Itu?