Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Pulau Terpencil Gunakan Adat Kuno untuk Hindari Pandemi Covid-19

Kompas.com - 07/11/2020, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

HANGA ROA, KOMPAS.com - Dengan memanfaatkan praktik kuno "tapu", yang disebut sebagai asal muasal kata "tabu", masyarakat Rapa Nui di Pulau Paskah menangkal virus corona setelah virus itu menembus wilayah mereka.

Sekitar awal Maret, seorang penumpang pesawat yang terinfeksi Covid-19 mendarat di bandara komersial paling terpencil di dunia di Pulau Paskah.

Melansir BBC Indonesia pada Jumat (6/11/2020), dia kemudian menginfeksi anggota komunitas adat Rapa Nui.

Wilayah seluas 164 km persegi di tengah Samudra Pasifik itu adalah wilayah Chile yang terkenal dengan 887 sosok manusia monolitiknya, yang dikenal sebagai moai.

Namun, dengan hanya 3 ventilator untuk melayani 7.750 warga, Wali kota Pedro Edmunds Paoa membuat keputusan sulit untuk membatalkan semua penerbangan yang masuk mulai 16 Maret, yang secara efektif mengakhiri musim pariwisata 2020.

Kasus di pulau tersebut bertambah menjadi total hanya 5 kasus setelahnya dan pada akhir April, virus tersebut telah diberantas sepenuhnya. Sementara daratan Chile menderita salah satu wabah paling parah di dunia.

Posisi Pulau Paskah yang terpencil, yakni 3.500 km di sebelah barat pantai Chile, tapi benar-benar membantu memutus penularan.

Edmunds Paoa memuji keberhasilan pulau itu karena satu tindakan pencegahan utama, yaitu tapu, tradisi Polinesia kuno yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Baca juga: Kepala Staf Trump Positif Virus Corona

"Tapu adalah tatanan suci untuk melindungi kesehatan kita, untuk melindungi hidup kita, dan untuk melindungi orang tua dan kebijaksanaan kuno mereka," jelasnya.

"Ini adalah bentuk disiplin yang berakar pada budaya Polinesia yang berkaitan dengan pembatasan, tetapi juga rasa hormat."

Wali kota mengatakan bahwa ketika dia menutup Pulau Paskah dari dunia luar, penduduk terbagi antara mereka yang mempercayainya dan mereka yang tahu kebijakan itu akan merusak ekonomi yang berbasis pariwisata.

"Saya harus menemukan cara untuk menyatukan warga karena satu-satunya musuh adalah virus dan satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan mengemukakan konsep kuno tapu," ujar Edmunds Paoa.

Tapu pada dasarnya adalah prinsip perawatan diri yang didasarkan pada penghormatan terhadap norma-norma alam, dengan batasan spiritual dan larangan yang diatur bersama.

Hal-hal yang menjadi tapu harus dibiarkan dan tidak boleh didekati, diganggu atau dalam beberapa kasus, bahkan didiskusikan dengan lantang.

Setelah berhasil menggunakannya sebagai bentuk karantina di masa-masa awal pandemi dengan membatasi pergerakan penduduk pulau untuk membatasi kontak sosial, pemerintah kini menghidupkan kembali prinsip kuno lain, umanga, atau kerja sama antar warga.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com