Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Pilpres AS: Facebook Blokir Grup yang Menyerukan Angkat Senjata untuk Dukung Trump

Kompas.com - 07/11/2020, 16:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Grup Facebook bernama Stop The Steal dilaporkan mengajak anggotanya untuk menyiapkan senjata jika Presiden AS Donald Trump kehilangan upaya mempertahankan Gedung Putih.

Kabar itu mengemuka sebelum Facebook akhirnya memblokir Grup Facebook tersebut pada Kamis (5/11/2020).

Facebook menyebut forum tersebut berupaya untuk mendelegitimasi proses pemilu AS.

Perusahaan media sosial itu juga mengkhawatirkan adanya seruan untuk melakukan kekerasan dari beberapa anggota grup tersebut.

Baca juga: Pilpres Amerika: Biden Hampir Pasti Menang, Ini Janjinya di 100 Hari Pertama

Dilansir dari Reuters, upaya seruan kekerasan yang diserukan melalui grup Facebook memang tidak jarang ditemukan menjelang pemilu AS.

Sebuah survei yang berfokus pada grup Facebook di AS antara September dan Oktober menemukan retorika dengan nada kekerasan di ribuan grup publik yang memiliki jutaan anggota dan berorientasi politik.

Survei tersebut dilakukan oleh perusahaan intelijen digital CounterAction atas permintaan Reuters.

Variasi dari dua puluh frasa yang dapat dikaitkan dengan seruan untuk kekerasan muncul bersama dengan referensi hasil pemilu di sekitar 41.000 grup Facebook publik yang berbasis di AS selama dua bulan.

Baca juga: Pilpres AS: Jelang Penentuan Presiden dan Rangkuman Kisahnya

Frasa-frasa tersebut seperti "tembak mereka" dan "bunuh mereka semua" digunakan di dalam grup publik setidaknya masing-masing 7.345 kali dan 1.415 kali, menurut CounterAction.

Frasa "gantung dia" juga muncul di grup-grup Facebook sebanyak 8.132 kali.

Facebook mengatakan sedang meninjau temuan CounterAction, yang dibagikan oleh Reuters dengan perusahaan tersebut.

Juru Bicara Facebook Dani Lever mengatakan pihaknya juga akan mengambil sejumlah tindakan, termasuk di grup Facebook, agar dapat mengurangi kerugian dunia nyata dan kerusuhan sipil.

Baca juga: Pilpres AS: Trump Butuh Waktu untuk Terima Kekalahan

Perusahaan menolak untuk mengatakan apakah contoh yang dibagikan oleh Reuters melanggar aturan yang ditetapkan Facebook.

Facebook juga mengumumkan perubahan kebijakan sejak musim panas lalu yang bertujuan untuk mengekang "gerakan sosial militer," termasuk milisi AS, jaringan Boogaloo, dan gerakan konspirasi QAnon.

Perusahaan tersebut mengatakan telah menghapus 14.200 grup atas dasar perubahan kebijakannya sejak Agustus.

Baca juga: Update Pilpres AS: Biden Berkoar Menang meski Hitung Suara Belum Selesai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com