Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Kartun Nabi Muhammad Semakin Panas, PBB Desak Semua Negara Saling Menghormati

Kompas.com - 29/10/2020, 22:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

NEW YORK, KOMPAS.com - Kepala badan anti-ekstremisme PBB, Miguel Angel Moratinos, telah menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas ketegangan yang meningkat dari kontroversi kartun Nabi Muhammad.

Moratinos mendesak untuk memiliki "rasa saling menghormati" antara pihak yang berbeda agama dan pandangan politik.

Moratinos yang memimpin Aliansi Peradaban PBB menyampaikan hal itu pada Rabu (28/10/2020), sebagai respons kemarahan yang meningkat di dunia Muslim karena pernyataan Pemerintah Perancis terhadap kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah di Perancis. 

Peristiwa itu terjadi setelah guru tersebut diketahui memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya, sebagai bagian dari pelajaran tentang kebebasan berbicara di kelasnya. 

Baca juga: Lakukan Protes, Toko di Libya Jadikan Wajah Presiden Perancis untuk Alas Lantai

Presiden Emmanuel Macron dengan keras membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad atas dasar kebebasan berbicara, memicu protes marah di seluruh dunia Muslim, dan kampanye untuk memboikot produk Perancis.

"Kartun itu juga memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa yang diserang karena agama, kepercayaan, atau etnis mereka," kata Moratinos, seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (29/10/2020), tidak secara eksplisit merujuk pada pembelaan Macron atas kartun itu.

“Penghinaan agama dan simbol-simbol suci agama memicu kebencian serta kekerasan ekstrem yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat,” ujar Moratinor memperingatkan.

Baca juga: Sebut Macron Primitif, Mahathir Dukung Boikot Produk-produk Perancis

Pernyataan tersebut memberikan arti untuk kebebasan beragama dan kebebasan berekspresi, sebagai "hak yang saling bergantung, saling terkait, dan saling menegakkan kembali", yang berakar dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

"Menjunjung tinggi dan melindungi hak-hak fundamental ini adalah tanggung jawab utama semua negara anggota," terangnya dalam pernyataan itu.

Banyak aktivis yang mengkritik Perancis karena menyerang simbol-simbol suci minoritas atas nama kebebasan berbicara.

Baca juga: Dilanda 2 Serangan dalam Sehari, Perancis Naikkan Status Darurat ke Level Tertinggi

Dunia Muslim berang

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengkritik Macron, dengan mengatakan bahwa pemimpin Perancis itu membutuhkan "pemeriksaan mental" atas sikapnya terhadap Islam.

Pejabat tinggi di dunia Muslim telah mengutuk Perancis dan Macron, termasuk Pakistan, Malaysia, Arab Saudi dan Iran. Sementara puluhan ribu orang melakukan aksi protes di Bangladesh yang menyerukan pemboikotan barang-barang Perancis.

Ketegangan semakin memanas pada Rabu (28/10/2020), setelah majalah satir Perancis, Charlie Hebdo, menerbitkan karikatur baru yang menggambarkan Erdogan.

Sebagai tanggapan, presiden Turki mengancam akan menuntut majalah tersebut.

Baca juga: Dilanda 2 Serangan dalam Sehari, Perancis Naikkan Status Darurat ke Level Tertinggi

Di tengah pertikaian yang meningkat, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menulis surat pada Rabu (28/10/2020) kepada para pemimpin negara mayoritas Muslim, yang meminta mereka "untuk bertindak secara kolektif untuk melawan Islamofobia yang berkembang di negara-negara non-Muslim".

Khan mengatakan para pemimpin negara-negara non-Muslim tidak memahami "cinta dan ketaatan yang dimiliki Muslim di seluruh dunia untuk Nabi mereka dan kitab suci mereka, Al-Quran".

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyebut pembelaan presiden Perancis terhadap kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad sebagai "tindakan bodoh" dan "penghinaan" bagi mereka yang memilihnya.

Baca juga: Kronologi Serangan Pisau di Gereja Nice Perancis, 1 Wanita Dipenggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com