Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Pekerjakan Pensiunan dan Anak-anak dalam Proyek Tambang Ambisius

Kompas.com - 14/09/2020, 17:08 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Utara melibatkan ribuan pensiunan dan anak-anak pra-remaja sekolah untuk menanggung beban kerja paksa di tambang yang menjadi proyek kesombongan terbaru Kim Jong-Un, dan ditargetkan akan selesai tepat waktu.

Murid dari sekolah dasar, menengah dan atas, di dalam dan sekitar kota Sijung bersama dengan para pensiunan yang berusia hingga 75 tahun dilibatkan dalam proyek penambangan tersebut, menurut laporan yang dilansir dari Daily Mail pada Jumat (11/9/2020). 

Mereka telah dimobilisasi ke Tambang Sijung, di ujung utara negara komunis itu, untuk mengumpulkan kalsium karbonat dan menggiling batu menjadi bubuk, laporan media pembangkang.

Bahan tersebut akan digunakan untuk membangun dan mengecat Rumah Sakit Umum Pyongyang yang baru.

Baca juga: Trump: AS dan Korea Utara Hampir Perang pada 2017

Kim telah menuntut agar rumah sakit itu selesai sebelum 10 Oktober, yang merupakan hari yang sangat penting bagi rezim Kim, karena menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh.

Pekerjaan pembangunan telah terlambat dari jadwal karena sanksi internasional yang diberlakukan pada Korea Utara karena menolak untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauh.

Pemangku kebijakan di daerah Sijung putus asa untuk tidak mengecewakan pemimpin Korea Utara, yang menyukai gelar Jenderal Muda, dan yang memiliki reputasi suka mengirim orang-orang yang tidak menyukainya ke kamp pendidikan ulang.

Sehingga, mereka mengumpulkan warga dan keluarga para petugas di tambang dan mempekerjakan mereka.

Baca juga: Kritik Kebijakan Ekonomi Kim Jong Un, 5 Pejabat Korea Utara Ditembak Mati

Sebuah sumber di Provinsi Chagang mengatakan kepada situs web Daily NK, "Pada awal Juli, Kabinet dan Komite Sentral memerintahkan Tambang Sijung untuk memproduksi 10 ton kalsium karbonat...untuk proyek rumah sakit."

Daily NK, memiliki sejumlah "reporter" bawah tanah di Utara yang menggunakan ponsel untuk berkomunikasi dengan dunia luar.

Perusahaan berita itu melaporkan, "Tambang tersebut saat ini beroperasi dengan kapasitas penuh, dengan pekerja yang bekerja dalam shift 22 jam setiap hari, di bawah pengawasan pengelola tambang."

"Komite partai tambang memerintahkan semua keluarga untuk keluar dan bekerja (di tambang)."

Baca juga: Presiden Xi Beri Ucapan Selamat ke Kim Jong Un atas 72 Tahun Berdirinya Korea Utara

Sebagian besar pekerjaan konstruksi untuk rumah sakit para kaum elit negara itu telah selesai, tetapi pekerjaan akhir, seperti ubin dan pengecatan, molor dari jadwal.

Sementara itu, perlu ddiketahui bahwa usia pensiun resmi di Korea Utara adalah 60 tahun, tetapi pemerintah yang berkuasa tersebut dapat menaikkan batas usia untuk proyek-proyek yang berhubungan dengan negara, sehingga laki-laki dan perempuan yang berusia hingga 75 tahun dapat bekerja di pertambangan.

Sebuah sumber mengatakan kepada Daily NK, "Orang-orang tua dengan penglihatan yang buruk dan yang bahkan tidak dapat berjalan dengan baik khawatir bahwa mereka secara efektif dipanggil menuju pemakaman mereka sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com