Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Mereka Menyiksa Gajah-gajah Itu Lalu Meneteskan Air Mata Buaya'

Kompas.com - 16/08/2020, 14:35 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com  - Selama tujuh tahun terakhir, Sangita Iyer mengemban misi untuk menghentikan eksploitasi gajah atas nama agama.

"Dewa macam apa yang bisa mentolerir penyiksaan terhadap ciptaannya sendiri? Ini benar-benar menyayat hati," katanya kepada BBC.

Pembuat film dokumenter ini lahir di negara bagian Kerala, India (dia sekarang tinggal di Toronto). Dia mengatakan bahwa seperti kebanyakan anak-anak, dia juga senang melihat gajah ketika kecil.

"Saya melihat gajah diarak ketika saya masih kecil dan saya pikir mereka sangat cantik," kata Sangita Iyer.

Dia baru mengetahui kemudian tentang hal mengerikan yang dialami gajah-gajah itu.

Baca juga: Dianiaya 35 Tahun di Kebun Binatang Pakistan, Gajah Kaavan Akhirnya Punya Rumah Baru

Luka yang mengerikan

Setelah tinggal di Kanada selama bertahun-tahun, dia kembali ke India di tahun 2013 untuk memperingati setahun kematian ayahnya.

Dalam perjalanan itu, Sangita melihat gajah-gajah tanpa ornamen dan baju upacara mereka. Dia sangat terkejut.

"Begitu banyak gajah memiliki luka mengerikan di pinggul mereka, dengan tumor besar dan darah mengalir dari pergelangan kaki karena rantai telah melukai daging mereka - dan banyak dari mereka yang buta."

Kondisi hewan pekerja dan pertunjukan (seperti yang ada di sirkus) didokumentasikan dengan baik. Film dokumenter Sangita, Gods in Shackles, mengungkap penderitaan gajah kuil.

"Mereka sangat tidak berdaya dan rantainya sangat berat. Sungguh memilukan bagi saya untuk menyaksikan ini."

Reputasi yang langgeng

Tradisi Hindu dan Budha memberikan status yang lebih tinggi kepada gajah. Selama berabad-abad, kuil dan biara telah menggunakannya untuk melakukan tugas suci. Para umat bahkan mencari berkah dari mereka.

Beberapa gajah tetap terkenal meski mereka telah lama mati.

Di dekat Kuil Guruvayur yang terkenal di Kerala, Anda akan menemukan patung seukuran gajah betulan, yang disebut Kesavan. Patung itu sangat dicintai masyarakat sekitar. Gadingnya menghiasi pintu masuk kuil.

Kemunafikan

Menurut cerita setempat, Kesavan mengitari kuil sebelum jatuh dan mati pada tahun 1976, pada usia 72 tahun.

Sangat umum untuk melihat orang-orang berkumpul dan berduka atas kematian gajah kuil - meskipun mereka tidak terlalu terkenal.

"Mereka menyiksa gajah-gajah itu sampai mati, dan setelah hewan itu mati, mereka menyalakan lampu dan meneteskan air mata buaya, seolah-olah mereka sangat sedih dengan kematian gajah-gajah tersebut," kata Sangita.

Dia menggambarkan dirinya sebagai seorang Hindu taat yang berupaya menghapus praktik gajah kuil secara bertahap.

India memiliki 2.500 gajah di penangkaran, hampir seperlima di antaranya berada di Kerala. Gajah-gajah itu dimiliki oleh kuil serta individu.

Sangita memahami simbolisme budaya dan agama dengan gajah.

Namun, sebagai lulusan biologi dan ekologi, dia tahu bahwa gajah adalah hewan yang sangat cerdas, emosional dan memilliki kemampuan sosial, yang terbiasa melintasi jarak jauh di alam liar untuk mencari makanan dan air.

Baca juga: Menderita Bertahun-tahun, Gajah di Pakistan ini Akhirnya akan Dipindah

Kembang api

Kaki mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan jalanan dari beton dan batu, yang sangat panas selama musim panas.

Mereka terprovokasi oleh alat musik yang menggelegar, suara keras, kerumunan massa dan pertunjukan kembang api, yang menandai mulainya festival.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com