Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta untuk Hentikan Praktik "Kerja Paksa" Kaum Uighur, Ini Respon Nike dan Perusahaan Besar Lain

Kompas.com - 25/07/2020, 07:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC.com

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perusahaan raksasa Nike mendapatkan seruan untuk memutus hubungan bisnis dengan pamasok bahan baku yang diduga menggunakan sistem "kerja paksa" dari muslim Uighur di China.

Para aktivis telah melakukan kampanye yang sebagian perusahaan "memperkuat dan menerima manfaat" dari eksploitasi kelompok minoritas muslim ini.

Amerika Serikat (AS) juga telah meningkatkan tekanan ekonomi, memperingatkan perusahaan-perusahaan agar tidak melakukan bisnis di Xinjiang karena pelanggaran "kerja paksa".

Melansir BBC pada Kamis (23/7/2020), Nike dan beberapa perusahaan besar lainnya mengatakan sedang menelusuri laporan tersebut terhadap mitra-mitranya.

Nike mengatakan pihaknya "melakukan uji tuntas berkelanjutan dengan para pemasok dari China untuk mengidentifikasi dan menilai risiko potensial yang terkait dengan pekerjaan orang Uighur atau etnis minoritasa lainnya."

Kemudian dikatakan bahwa pihaknya tidak mengambil bahan lanhsung dari Xinjiang, wilayah di China barat yang merupakan rumah bagi banyak penduduk Uighur.

Di wilayah ini banyak juga terdapat pabrik yang menggunakan tenaga buruh kaum Uighur.

Baca juga: Inggris dan China Ribut Lagi, Kali Ini soal Pelanggaran HAM di Xinjiang

Perusahaan Apple juga mengatakan bahwa pihaknya menyelidiki klaim penggunaan tenaga kerja kaum Uighur secara "kerja paksa".

"Kami tidak menemukan bukti adanya kerja paksa di jalur produksi Apple dan kami berencana untuk terus memantau," kata pihak perusahaan Apple.

Politisi dan aktivis mengatakan perusahaan perlu berbuat lebih banyak jika mereka tidak ingin terlibat dalam pelanggaran HAM pemerintah China.

"Perusahaan dan retailer seharusnya seharusnya sudah lama meninggalkan praktik jahat itu, tapi belum dan itu sebabnya masyarakat menyerukan adanya tindakan nyata yang penting dan dibutuhkan," ujar perwakilan organisasi Anti-Perbudakan Internasional, Chloe Cranston, yang merupakan salah satu dari 180 organisasi yang terlibat dalam kampanye.

"Ini bukan hanya tentang mengakhiri hubungan dengan satu pemasok. Ini benar-benar tentang mengambil pendekatan yang komprehensif," imbuh Cranston.

Apa yang terjadi di Xinjiang?

Laporan-laporan Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) dan Kongres AS, antara lain, menemukan bahwa ribuan warga Uighur telah dikirim untuk bekerja di pabrik-pabrik di seluruh China.

Baca juga: Karena Virus Corona, Ibu Kota Xinjiang di China Deklarasikan Darurat Perang

Menurut laporan ASPI para pekerja "diduga kuat mengalami kerja paksa".

Laporan ini menghubungkan pabrik-pabrik di China dengan lebih dari 80 merek terkenal, termasuk Nike, Apple dan Gap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com