Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Korupsi PM Israel, Saksi Akan Diperiksa pada Januari 2021

Kompas.com - 20/07/2020, 12:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Pengadilan Israel akan mulai mendengarkan kesaksian dalam kasus korupsi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Januari 2021.

Keterangan itu disampaikan oleh hakim yang memimpin kasus ini, pada Minggu (19/7/2020) sebagaimana diwartakan kantor berita AFP.

Netanyahu sendiri telah memberikan bantahannya terkait tuduhan suap, penipuan, dan penyelewengan jabatan.

Baca juga: Israel Lega Investigasi Kejahatannya di Palestina Ditunda

Sidang pertama dalam kasus ini sudah digelar pada 24 Mei, dan sesi kedua diadakan Minggu kemarin tanpa kehadiran Netanyahu.

Dalam transkrip sesi yang diperoleh AFP, Hakim Rivka Friedman-Feldman telah menetapkan untuk tahap-tahap persidangan berikutnya, termasuk ketentuan bagi Netanyahu untuk menyerahkan pembelaan tertulis pada 18 Oktober.

"Kedua pihak harus mempersiapkan kesaksian mulai dari Januari 2021, (dengan sesi) tiga kali seminggu, pada Senin, Selasa, dan Rabu," tulisnya tanpa memberikan tepatnya tanggal berapa.

Baca juga: Palestina Mengaku Didukung 23 Negara Uni Eropa Tolak Pendudukan Israel

Persidangan diadakan di pengadilan distrik Tel Aviv. Jumlah media yang datang ke pengadilan dibatasi untuk mencegah penyebaran virus corona.

Pada pembukaan sidang di bulan Mei, Netanyahu meminta persidangan disiarkan langsung di televisi, tapi pada sesi Minggu kemarin kamera dilarang masuk ke pengadilan.

Netanyahu yang merupakan perdana menteri terlama dalam sejarah Israel, menuding ada upaya untuk melengserkannya.

Tuduhan itu dilayangkan oleh seorang jaksa agung yang ditunjuknya sendiri. Ia telah mengumpulkan lebih dari 300 saksi untuk mendukung tuntutannya.

Baca juga: Pria Autis Palestina Ditembak Mati Polisi, PM Israel Sebut Itu Tragedi

Persidangan awalnya akan dibuka pada Maret, tapi karena lockdown virus corona akhirnya diundur ke 24 Mei.

PM yang menjabat sejak 2009 itu dituduh telah menerima gratifikasi, dan hendak menyuap bos-bos media agar mendapat pemberitaan positif.

Ia menjadi PM Israel pertama yang didakwa kasus pidana saat menjabat posisi itu.

Baca juga: Tolak Hagia Sophia jadi Masjid, Warga Israel Bakar Bendera Turki

Profesor hukum Israel Gad Barzilai sudah mengira persidangan akan berjalan "lama dan berbelit-belit".

Menurutnya, pengacara Netanyahu kemungkinan akan mencari cara untuk menunda persidangan lagi, dan meminta lebih banyak dokumen penuntutan.

"Penuntut ingin mengakhiri prosedir dalam waktu sekitar 2-3 tahun," ujar Barzilai dikutip dari AFP.

Baca juga: Dukung Israel Caplok Tepi Barat, 6 Warga Palestina Ditangkap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com