Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

99 Imigran Rohingya Diselamatkan Indonesia, Uni Eropa Ikut Beri Bantuan

Kompas.com - 16/07/2020, 22:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BRUSSELS, KOMPAS.com - Uni Eropa mengalokasikan 35.000 euro (sekitar Rp 573 juta) untuk bantuan kemanusiaan kritis, kepada 99 imigran Rohingya yang diselamatkan dan diizinkan mendarat di Indonesia setelah lebih dari 120 hari di laut.

Dana Uni Eropa disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) untuk bantuan air bersih, fasilitas sanitasi, perawatan kesehatan, dukungan psikososial, serta bahan-bahan penting, seperti alas tidur dan selimut, barang-barang higenis dan alat pelindung diri.

Tim PMI juga akan melakukan sosialisasi kebersihan, dengan fokus pada virus corona dan demam berdarah.

Baca juga: Malaysia Berencana Kembalikan Pengungsi Rohingya ke Laut

Selain itu, dana yang diberikan juga mendukung upaya untuk memulihkan kontak antara anggota keluarga yang terpisah.

Dilansir dari siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (16/7/2020), dana kemanusiaan ini adalah bagian dari kontribusi Uni Eropa untuk Dana Darurat Penanggulangan Bencana (Disaster Relief Emergency Fund/DREF) yang dikelola Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC).

Untuk menghindari penganiayaan di Myanmar dan penampungan pengungsi di Bangladesh, para imigran Rohingya sudah bertahun-tahun lamanya menggunakan kapal menuju negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Malaysia, Thailand, dan Indonesia.

Pandemi virus corona telah memperburuk situasi ketika negara-negara di kawasan ini menutup perbatasan mereka, sehingga beberapa kapal terombang-ambing selama berminggu-minggu dengan ratusan Rohingya di dalamnya.

Baca juga: Pria Rohingya di Kamp Pengungsi Bangladesh Meninggal karena Covid-19

Pada 25 Juni, 99 imigran Rohingya diizinkan mendarat di Indonesia setelah kapal mereka rusak di garis pantai Seunudon, Aceh Utara.

Para imigran yang berasal dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar, dipindahkan ke tempat penampungan sementara di kota Lhokseumawe.

Kini persiapan sedang dilakukan untuk memindahkan mereka ke fasilitas penampungan lain.

Baca juga: Terombang-ambing, Nasib Rohingya di Tengah Ketatnya Perbatasan Asia Tenggara

Sekilas tentang bantuan Uni Eropa

Uni Eropa bersama negara-negara anggotanya adalah donor bantuan kemanusiaan terkemuka di dunia.

Bantuan kemanusiaan adalah ungkapan solidaritas Eropa terhadap orang-orang yang membutuhkan di seluruh dunia.

Bantuan ini bertujuan menyelamatkan hidup, mencegah, dan mengurangi penderitaan manusia, serta menjaga integritas dan martabat manusia dari populasi yang terkena dampak bencana alam dan krisis buatan manusia.

Melalui Operasi Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan Eropa (ECHO), setiap tahun Uni Eropa membantu lebih dari 120 juta korban konflik dan bencana.

Baca juga: Terlama di Dunia, Pemblokiran Internet di Rakhine Masuki Tahun Kedua

Komisi Eropa telah menandatangani perjanjian kontribusi kemanusiaan sebesar 3 juta euro (Rp 50,2 miliar) untuk mendukung Dana Darurat Penanggulangan Bencana (DREF) yang dikelola Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).

Dana dari DREF sebagian besar dialokasikan untuk bencana "skala kecil" – yaitu bencana yang tidak mengarah pada perlunya permintaan resmi bantuan darurat internasional.

DREF dibentuk pada tahun 1985 dan didukung oleh kontribusi dari para donor. Setiap kali Masyarakat Palang Merah atau Bulan Sabit Merah tingkat nasional membutuhkan dukungan dana segera untuk menanggapi bencana, maka badan nasional tersebut dapat meminta dana dari DREF.

Untuk bencana skala kecil, IFRC mengalokasikan hibah dari DREF, yang kemudian dapat diisi kembali oleh para donor.

Perjanjian kontribusi antara IFRC dan ECHO memungkinkan ECHO untuk menambahkan dana ke DREF untuk operasi yang disepakati (yang sesuai dengan mandat ECHO) hingga total 3 juta euro.

Baca juga: Amankan Kesepakatan Dagang dengan China, Trump Tunda Sanksi ke Xinjiang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com