CANBERRA, KOMPAS.com - Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan alumnus UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, terus dikupas oleh media asing.
ABC Australia pada Sabtu (9/5/2020) memberitakan pengakuan terduga korban dan bantahan Ibrahim Malik sebagai terduga pelaku.
Dalam pernyataannya terbukanya pada Sabtu (2/5/2020), UII telah membentuk tim pencari fakta untuk merespon dugaan tersebut, dan melibatkan LKBH Fakultas Hukum UII untuk memfasilitasi terduga korban yang ingin menempuh jalur hukum.
Saat ini pihak universitas telah berkomunikasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, yang dalam jumpa pers online pada Senin (4/5/2020) mengatakan setidaknya ada 30 perempuan sudah melaporkan dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa.
Baca juga: Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Alumnus UII Disorot Media Asing
Dalam rilis itu, UII merujuk mahasiswa tersebut dengan sebutan "IM", namun LBH Yogyakarta dalam jumpa persnya menyebutkan nama Ibrahim Malik dan identitasnya sebagai mahasiswa di University of Melbourne serta penerima beasiswa Australia Award Scholarship.
Australia Award adalah program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Australia, melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa dari negara berkembang untuk belajar di Australia.
Kepada ABC, juru bicara DFAT mengatakan pihaknya sudah mengetahui tentang dugaan pelecehan seksual terhadap penerima beasiswanya, dan mengatakan proses investigasi sedang dilakukan oleh universitas tempat mahasiswa tersebut menimba ilmu.
Mewakili LBH Yogyakarta dalam jumpa pers tersebut, Meila Nurul Fajriah mengatakan bahwa lembaganya menerima laporan pelecehan seksual oleh Ibrahim yang terjadi di tahun 2016.
Dugaan tersebut, menurut pernyataan Meila, terjadi di Indonesia dan Australia.
Baca juga: Media Asing Sorot Penolakan Alumnus UII Terhadap Tuduhan Pelecehan Seksual
Selain sebagai mahasiswa, Ibrahim dikenal sebagai ustaz dan pembicara motivator di kalangan anak muda.
Disampaikan pula dalam jumpa pers tersebut, bahwa Ibrahim diduga menghubungi para perempuan melalui pesan Instagram, WhatsApp, telepon langsung, dan panggilan video.
"Kami merasa senang ketika pertama kali diundang untuk berkomunikasi dengan Ibrahim, karena dia memberikan banyak pesan motivasi, seperti bagaimana caranya mendapatkan beasiswa dan sering menghadiri konferensi di luar negeri," ujar Melia membacakan sejumlah kesaksian dari pelapor.
"Ada juga kejadian saat penyintas menerima panggilan video, langsung dihadapkan pada keadaan di mana Ibrahim Malik sedang menggoyang-goyangkan alat kelaminnya," ujar Meila membacakan isi salah satu laporan.
Kepada ABC, Ibrahim membantah semua dugaan pelecehan seksual yang terhadap dirinya.
Menanggapi pernyataan Universitas Islam Indonesia yang akan membentuk tim pencari fakta, Ibrahim mengatakan siap dan akan kooperatif.
Baca juga: LBH Yogyakarta Terima 30 Pengaduan Dugaan Kekerasan Seksual Alumnus UII