Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2020, 19:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan alumnus UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, terus dikupas oleh media asing.

ABC Australia pada Sabtu (9/5/2020) memberitakan pengakuan terduga korban dan bantahan Ibrahim Malik sebagai terduga pelaku.

Dalam pernyataannya terbukanya pada Sabtu (2/5/2020), UII telah membentuk tim pencari fakta untuk merespon dugaan tersebut, dan melibatkan LKBH Fakultas Hukum UII untuk memfasilitasi terduga korban yang ingin menempuh jalur hukum.

Saat ini pihak universitas telah berkomunikasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, yang dalam jumpa pers online pada Senin (4/5/2020) mengatakan setidaknya ada 30 perempuan sudah melaporkan dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa.

Baca juga: Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Alumnus UII Disorot Media Asing

Dalam rilis itu, UII merujuk mahasiswa tersebut dengan sebutan "IM", namun LBH Yogyakarta dalam jumpa persnya menyebutkan nama Ibrahim Malik dan identitasnya sebagai mahasiswa di University of Melbourne serta penerima beasiswa Australia Award Scholarship.

Australia Award adalah program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Australia, melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) untuk membuka kesempatan bagi mahasiswa dari negara berkembang untuk belajar di Australia.

Kepada ABC, juru bicara DFAT mengatakan pihaknya sudah mengetahui tentang dugaan pelecehan seksual terhadap penerima beasiswanya, dan mengatakan proses investigasi sedang dilakukan oleh universitas tempat mahasiswa tersebut menimba ilmu.

Mewakili LBH Yogyakarta dalam jumpa pers tersebut, Meila Nurul Fajriah mengatakan bahwa lembaganya menerima laporan pelecehan seksual oleh Ibrahim yang terjadi di tahun 2016.

Dugaan tersebut, menurut pernyataan Meila, terjadi di Indonesia dan Australia.

Baca juga: Media Asing Sorot Penolakan Alumnus UII Terhadap Tuduhan Pelecehan Seksual

Selain sebagai mahasiswa, Ibrahim dikenal sebagai ustaz dan pembicara motivator di kalangan anak muda.

Disampaikan pula dalam jumpa pers tersebut, bahwa Ibrahim diduga menghubungi para perempuan melalui pesan Instagram, WhatsApp, telepon langsung, dan panggilan video.

"Kami merasa senang ketika pertama kali diundang untuk berkomunikasi dengan Ibrahim, karena dia memberikan banyak pesan motivasi, seperti bagaimana caranya mendapatkan beasiswa dan sering menghadiri konferensi di luar negeri," ujar Melia membacakan sejumlah kesaksian dari pelapor.

"Ada juga kejadian saat penyintas menerima panggilan video, langsung dihadapkan pada keadaan di mana Ibrahim Malik sedang menggoyang-goyangkan alat kelaminnya," ujar Meila membacakan isi salah satu laporan.

Kepada ABC, Ibrahim membantah semua dugaan pelecehan seksual yang terhadap dirinya.

Menanggapi pernyataan Universitas Islam Indonesia yang akan membentuk tim pencari fakta, Ibrahim mengatakan siap dan akan kooperatif.

Baca juga: LBH Yogyakarta Terima 30 Pengaduan Dugaan Kekerasan Seksual Alumnus UII

"Saya hormati ya, itu kan hak prerogatif kampus, tapi sampai sekarang kan semua itu masih dugaan. Artinya saya juga masih bingung kenapa saya disuruh harus meminta maaf," kata dia.

Tuduhan pelecehan di Melbourne

Kepada ABC, ada dua orang perempuan yang menceritakan dugaan pelecehan seksual oleh Ibrahim saat mereka di Melbourne.

Mereka mengatakan saat dugaan pelecehan seksual itu terjadi, mereka masih berstatus mahasiswi dan menjadi bagian dari 30 perempuan yang melapor ke LBH Yogyakarta.

Salah satu dari mereka mengaku "kaget dan sangat tidak nyaman" atas apa yang dilakukan Ibrahim kepadanya.

"Dia duduk sangat dekat, sampai saya bisa merasakan napasnya. Saya merasa ia menginvasi personal space saya," kata dia kepada ABC News.

Ia juga mengaku merasa terganggu ketika tangan Ibrahim beberapa kali menyentuh beberapa bagian tubuhnya.

Baca juga: Dugaan Pelecehan Seksual oleh Joe Biden, Bertambah 2 Orang Pendukung Klaim Tara Reade

Di Melbourne, Ibrahim dikenal aktif dalam sejumlah kegiatan keagamaan dan sering diundang untuk menjadi penceramah di sejumlah masjid, yang jemaahnya kebanyakan warga Indonesia di Victoria.

"Rasanya saat itu surreal banget karena saya kenal dia dan reputasinya yang agamis, tapi kok begitu," ucapnya.

Perempuan lainnya juga mengatakan kepada ABC, bahwa dirinya mengenal Ibrahim dari kegaiatan keagamaan.

Di tahun 2018, perempuan tersebut mengaku "sangat terkejut" ketika Ibrahim diduga berusaha memegang tangannya.

"Mas, bukan muhrim (mahram)!" kata dia mengingatkan pada ajaran Islam yang melarang sentuhan fisik terhadap lawan jenis di luar pernikahan.

Ia juga mengatakan telah mencoba mengingatkan Ibrahim soal posisinya sebagai ustaz, tetapi kemudian menuturkan bahwa Ibrahim mencoba memeluknya.

Baca juga: Dituduh Pelecehan Seksual, Biden: Itu Tidak Pernah Terjadi

Kepada ABC ia mengatakan bahwa Ibrahim sempat meminta maaf, tetapi kemudian mengulanginya kembali dengan cara yang berbeda di beberapa kesempatan.

Ia mengaku butuh waktu untuk melaporkannya karena merasa khawatir tidak akan ada orang yang mempercayai ceritanya, mengingat reputasi Ibrahim yang agamis.

"Aku rasa saat itu aku juga belum self-educated soal (sexual harassment) itu,'" katanya.

Ibrahim Malik membantah semua tuduhan

Sabtu (2/5/2020), Ibrahim mengunggah "klarifikasi" tertulisnya di akun Instagram miliknya, menjawab tuduhan pelecehan seksual kepadanya dan mengatakan dirinya telah menjadi target "pembunuhan karakter".

Dalam wawancara dengan ABC, Ibrahim membantah semua dugaan atas tindakannya di Indonesia dan Australia, dan mengatakan bahwa tuduhan pelecehan seksual ini telah merusak reputasinya.

Beberapa jadwalnya sebagai pengisi acara di aktivitas keagamaan selama Ramadhan dibatalkan oleh penyelenggara.

"Benar (semua acara dibatalkan), itu karena ada selebaran yang isinya saya sudah melakukan (pelecehan seksual), bukan lagi diduga. Seolah-olah saya sudah terbukti melakukan," kata Ibrahim.

"Saya tidak merasa dan tidak pernah (melakukan)," jawab Ibrahim ketika ditanya soal dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukannya melalui telepon dan pesan tertulis.

Baca juga: Joe Biden Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual kepada Mantan Asistennya, Tara Reade

Ketika masih menjadi mahasiswa di Yogyakarta, beberapa perempuan yang melapor kepada LBH Yogyakarta mengatakan Ibrahim pernah mencoba "memeluk dari belakang dan menyentuh" mereka di indekos, saat ia menjual buku bimbingan belajar.

"Nah, itu perlu bukti dulu. Artinya saya tidak bisa mengatakan iya atau tidak, begitu, karena saya tidak tahu pokok perkaranya seperti apa," kata Ibrahim tentang dugaan atas perbuatannya di Indonesia.

"Stand saya tetap sama. Itu kan artinya mereka menduga … dalam bahasa lain belum memiliki bukti yang jelas dan saya tidak diberikan kesempatan klarifikasi apa-apa," kata Ibrahim.

Ibrahim juga membantah saat dikonfirmasi soal tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya di Melbourne.

"Kalau di Melbourne misalnya saya pernah, saya ingin tanya siapa orangnya? Kedua, kalau saya pernah dan bersalah, kenapa tidak segera dilaporkan ke pihak kampus atau pihak polisi?"

Baca juga: Kepala WHO Mengaku Menerima Pelecehan dan Ancaman Mati Selama Wabah Corona

Salah satu perempuan yang berbicara kepada ABC di Melbourne mengatakan, ia sudah melaporkan pelecehan yang diterimanya lewat platform Safer Community Program dan sedang dalam proses untuk mengajukan laporan resmi.

Sementara itu, pihak University of Melbourne mengonfirmasi bahwa pihaknya telah dihubungi oleh kedua alumni yang melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa yang masih aktif.

"Kedua alumni tersebut… sudah diberikan support bagi kesehatan mental mereka dan kami meyakinkan bahwa informasi tambahan yang mereka berikan kepada universitas akan diselidiki," kata juru bicara universitas.

"Pihak universitas juga sudah menghubungi mahasiswa laki-laki yang dimaksud dan menawarkan dukungan serta pendampingan."

Juru bicara DFAT mengatakan belum bisa memberikan tanggapan lebih lanjut hingga penyelidikan yang dilakukan universitas sudah selesai.

Baca juga: MA Australia Bebaskan Kardinal George Pell dari Tuduhan Pelecehan Seks Anak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Singapura Setop Impor Unggas dari Sejumlah Negara karena Flu Burung

Singapura Setop Impor Unggas dari Sejumlah Negara karena Flu Burung

Global
10 Negara yang Belum Pernah Dijajah Bangsa Eropa

10 Negara yang Belum Pernah Dijajah Bangsa Eropa

Internasional
300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

Global
Tak Mau Coblos Dirinya Sendiri, Calon Anggota Dewan di AS Ini Kalah karena Kurang Satu Suara

Tak Mau Coblos Dirinya Sendiri, Calon Anggota Dewan di AS Ini Kalah karena Kurang Satu Suara

Global
Wabah Kutu Busuk Mulai Merebak di Asia

Wabah Kutu Busuk Mulai Merebak di Asia

Global
Terungkap, Ini Lagu Terakhir yang Diputar Saat Kematian John Lennon

Terungkap, Ini Lagu Terakhir yang Diputar Saat Kematian John Lennon

Global
Puluhan Pria Palestina Ditelanjangi Tentara Israel, Begini Cerita Korban

Puluhan Pria Palestina Ditelanjangi Tentara Israel, Begini Cerita Korban

Global
Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Ini Alasan Tembok Besar China Dibangun

Internasional
Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Israel: Serangan yang Tewaskan Jurnalis di Lebanon Terjadi di Zona Tempur Aktif

Global
Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Misteri Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Akhirnya Terpecahkan

Global
AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

Global
Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Global
Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Global
AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

Global
Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com