Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Turki Mundur Buntut Kepanikan Saat Lockdown, Erdogan Menolak

Kompas.com - 13/04/2020, 14:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu buntut kepanikan saat lockdown virus corona diterapkan.

Soylu berada dalam kritikan tajam setelah kementeriannya mengumumkan karantina wilayah selama 48 jam pada Jumat malam waktu setempat (10/4/2020).

Yang membuat pemberlakuan lockdown untuk mencegah virus corona itu menuai kepanikan karena diumumkan dua jam sebelum diberlakukan.

Baca juga: Lockdown Virus Corona Berujung Kepanikan, Mendagri Turki Mundur

Deklarasi itu tak pelak membuat warga melakukan panic buying, dengan puluhan ribu di antaranya mengabaikan aturan social distancing.

Jalanan di Istanbul dan Ankara dilaporkan terdapat antrian panjang masyarakat di depan toko minuman keras, bank, maupun toko bahan kebutuhan pokok.

Menanggapi kekacauan pada Jumat, mendagri 50 tahun itu mengatakan, instruksi untuk menerapkan karantina wilayah datang dari Erdogan.

Tetapi pada Minggu, Soylu langsung menyatakan dia menerima "segala tanggung jawab", dan menekankan aturan itu diberlakukan demi "kebaikan bersama".

Dilansir AFP (12/4/2020, Erdogan menolak pengunduran diri Soylu. "Dia akan tetap melanjutkan tugasnya sebagai menteri," tegas dia.

Soylu mengemban jabatan sebagai Mendagri Turki pada Agustus 2016, atau satu bulan setelah kudeta berdarah untuk menggulingkan Erdogan.

Menteri yang terkenal berkomentar pedas itu memimpin pembersihan pasca-kudeta, berujung pada penahanan puluhan ribu orang, termasuk jurnalis dan oposisi pro-Kurdi.

Kalangan oposisi mengkritik langkah pemerintah melalui media sosial, menuding mereka telah membahayakan nyawa ribuan warga Turki.

Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, juga melontarkan keluhan karena sempitnya waktu pemberitahuan dengan penerapan lockdown virus corona.

Hampir 57.000 orang terinfeksi dengan Covid-19, dengan 1.200 di antaranya meninggal, berdasarkan data terbaru dari kementerian kesehatan.

Baca juga: Erdogan Desak Uni Eropa untuk Bantu Rencananya Terkait Imigran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com