Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stigma dan Mitos Sebabkan Orang Afrika-Amerika Rentan Terkena Covid-19

Kompas.com - 13/04/2020, 12:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mencatatkan cukup banyak pasien virus corona dari warga Afrika-Amerika. Ada stigma dan mitos yang melekat ke mereka di balik fenomena tersebut.

Kota-kota seperti di Chicago, New Orleans, Las Vegas, dan negara bagian Maryland serta South Carolina misalnya, mulai melaporkan data virus corona berdasarkan ras.

Dari data tersebut terlihat banyak pasien virus corona yang berasal dari warga kulit gelap.

Baca juga: Jika Saja Lebih Cepat Tanggapi Virus Corona, AS Bisa Selamatkan Banyak Nyawa

BBC melaporkan, beberapa dari kasus tersebut bisa jadi karena ketimpangan yang sudah lama terjadi di AS. Alasan lainnya mungkin karena tidak berpotensi ditangani.

Pendeta Marshall Hatch dari Chicago menceritakan, empat orang terdekatnya di West Garfield Park tempat dia tinggal meninggal karena virus corona. Mereka adalah orang Afrika-Amerika.

"Kami sudah berusaha mencari pemakaman untuk saudara perempuan saya untuk Sabtu, tapi kini lebih sulit dari sebelumnya," ucap sang pendeta dikutip dari BBC.

Menurut data sensus, usia harapan hidup di West Garfield Park 16 tahun lebih rendah dibandingkan lingkungan yang didominasi kulit putih di Chicago, padahal hanya berjarak 5 kilometer.

Baca juga: Corona Belum Reda, tapi AS Bersiap Buka Kembali Negaranya pada Mei

Data yang dirilis sejauh ini menunjukkan 68 persen pasien meninggal akibat Covid-19 di kota itu berasal dari orang Afrika-Amerika, yang merupakan 30 persen dari populasi.

Orang-orang di daerah tempat tinggal Pendeta Hatch lebih kecil kemungkinannya memiliki asuransi kesehatan.

Mereka juga tinggal di lingkungan yang lebih padat dibandingkan populasi pada umumnya.

Beberapa pria kulit hitam juga bercerita di media sosial bahwa mereka telah dilecehkan oleh penjaga keamanan di toko-toko, bahkan diusir jika menutup mulut dan hidung mereka dengan kain.

Baca juga: AS Catatkan Negara dengan Angka Kematian Virus Corona Tertinggi di Dunia

Kemudian Clarionta Jones (24) dari New Orleans mengatakan kesaksiannya, bahwa ada anggapan orang kulit hitam tidak terpengaruh virus corona.

"Aku mendengar orang kulit hitam tidak terpengaruh virus corona. Maksudku, tidak ada (banyak) orang kulit hitam di China dan ketika (virus corona) mulai (menyebar) di sini banyak ras lain yang terpengaruh."

BBC mengabarkan, penilaian yang salah ini tidak hanya ditemukan di New Orleans tetapi juga tersebar luas di masyarakat seluruh Negeri "Uncle Sam".

Baca juga: China Waspada Kasus Impor Covid-19, Orang Afrika Jadi Sasaran Rasialisme

Terkait hal tersebut, Dr Jeanette Kowalik dalam pekerjaan sehari-harinya sebagai komisioner kesehatan di Milwaukee, Wisconsin, mengemukakan pandangannya. Wilayahnya bekerja memiliki 40 persen penduduk kulit hitam.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com