LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memiliki alur cerita tersendiri dalam penanganan wabah virus corona di Inggris.
PM berusia 55 tahun tersebut sempat memantik kontroversi saat mencetuskan wacana herd immunity atau kelompok kebal, lalu kembali dapat sorotan saat masuk rumah sakit bahkan dirawat di ICU karena Covid-19.
Johnson sendiri telah diizinkan keluar rumah sakit pada Minggu (12/4/2020), dan selanjutnya menjalani perawatan di rumah.
Berikut ini adalah rangkuman lika-liku perjalanan Boris Johnson dalam menangani pandemi virus corona di negara pimpinannya, Inggris.
Baca juga: Keluar RS, PM Inggris Boris Johnson Lanjutkan Perawatan Covid-19 di Rumah
Wacana ini dimuat dalam tindakan go-it-alone (pembiaran atas wabah virus corona) pada akhir Maret di Inggris.
Menurut Asosiasi Profesional Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi (APIC) AS, kekebalan kelompok terjadi ketika persentase komunitas kebal penyakit tinggi, (entah karena melalui vaksinasi maupun telah melewati fase infeksi).
Hal tersebut membuat penyebaran penyakit dari satu orang ke orang lainnya berhenti.
Baca juga: Apa Itu Herd Immunity dan Mengapa Berisiko Tinggi?
Meskipun ada kelompok atau individu tidak kebal lain di masyarakat itu, seperti bayi baru lahir yang tidak mungkin mendapat vaksin penyakit tertentu dan orang dengan kelainan imun.
Kelompok tidak kebal itu akan tetap mendapat perlindungan karena kemampuan penyakit untuk menular sudah sangat kecil.
Wacana ini langsung menuai kontroversi, karena membiarkan virus menyebar dengan sendirinya untuk menular ke seluruh populasi, dan menciptakan populasi menjadi kebal sesudahnya.
Baca juga: Pakar Sebut Rencana Herd Immunity guna Atasi Virus Corona Tak Perlu Dilakukan
Dalam upaya menerapkan herd immunity, Inggris terbukti gagal. Sekolah, restoran, bioskop, dan kelab malam serta tempat olahraga yang masih dibuka, justru memicu peningkatan jumlah pasien Covid-19.
Senin (16/3/2020), terungkap fakta oleh ahli imunologi di Imperial College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine, tentang dampak virus corona di Italia.
Fakta menunjukkan sebanyak 30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan virus corona memerlukan perawatan intensif.
Baca juga: Teori Herd Immunity PM Inggris Atasi Virus Corona Terbukti Gagal
Angka-angka penelitian itu jika terjadi di Inggris, akan cepat membuat Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) kewalahan.
Selang beberapa jam laporan studi itu keluar, Boris Johnson muncul pada jumpa pers terkait berita harian virus corona untuk membatalkan kebijakan herd immunity.