Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Boris Johnson: Dari Kontroversi Herd Immunity hingga Berjuang Lawan Covid-19 di RS

Kompas.com - 13/04/2020, 10:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memiliki alur cerita tersendiri dalam penanganan wabah virus corona di Inggris.

PM berusia 55 tahun tersebut sempat memantik kontroversi saat mencetuskan wacana herd immunity atau kelompok kebal, lalu kembali dapat sorotan saat masuk rumah sakit bahkan dirawat di ICU karena Covid-19.

Johnson sendiri telah diizinkan keluar rumah sakit pada Minggu (12/4/2020), dan selanjutnya menjalani perawatan di rumah.

Berikut ini adalah rangkuman lika-liku perjalanan Boris Johnson dalam menangani pandemi virus corona di negara pimpinannya, Inggris.

Baca juga: Keluar RS, PM Inggris Boris Johnson Lanjutkan Perawatan Covid-19 di Rumah

1. Wacanakan teori herd immunity

Wacana ini dimuat dalam tindakan go-it-alone (pembiaran atas wabah virus corona) pada akhir Maret di Inggris.

Menurut Asosiasi Profesional Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi (APIC) AS, kekebalan kelompok terjadi ketika persentase komunitas kebal penyakit tinggi, (entah karena melalui vaksinasi maupun telah melewati fase infeksi).

Hal tersebut membuat penyebaran penyakit dari satu orang ke orang lainnya berhenti.

Baca juga: Apa Itu Herd Immunity dan Mengapa Berisiko Tinggi?

Meskipun ada kelompok atau individu tidak kebal lain di masyarakat itu, seperti bayi baru lahir yang tidak mungkin mendapat vaksin penyakit tertentu dan orang dengan kelainan imun.

Kelompok tidak kebal itu akan tetap mendapat perlindungan karena kemampuan penyakit untuk menular sudah sangat kecil.

Wacana ini langsung menuai kontroversi, karena membiarkan virus menyebar dengan sendirinya untuk menular ke seluruh populasi, dan menciptakan populasi menjadi kebal sesudahnya.

Baca juga: Pakar Sebut Rencana Herd Immunity guna Atasi Virus Corona Tak Perlu Dilakukan

2. Herd immunity terbukti gagal

Dalam upaya menerapkan herd immunity, Inggris terbukti gagal. Sekolah, restoran, bioskop, dan kelab malam serta tempat olahraga yang masih dibuka, justru memicu peningkatan jumlah pasien Covid-19.

Senin (16/3/2020), terungkap fakta oleh ahli imunologi di Imperial College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine, tentang dampak virus corona di Italia.

Fakta menunjukkan sebanyak 30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan virus corona memerlukan perawatan intensif.

Baca juga: Teori Herd Immunity PM Inggris Atasi Virus Corona Terbukti Gagal

Angka-angka penelitian itu jika terjadi di Inggris, akan cepat membuat Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) kewalahan.

Selang beberapa jam laporan studi itu keluar, Boris Johnson muncul pada jumpa pers terkait berita harian virus corona untuk membatalkan kebijakan herd immunity.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com