Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian yang Didanai AS Sebut Virus Corona Bisa Tahan Berhari-hari di Permukaan Benda

Kompas.com - 18/03/2020, 11:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Penelitian yang didanai AS menerbitkan hasil studinya pada Selasa (17/3/2020). Hasil studi tersebut mengatakan bahwa selama berada di permukaan, virus corona bisa bertahan berhari-hari. Adapun di udara bisa bertahan beberapa jam.

Pakar menemukan bahwa virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 memiliki tingkat kelayakan yang serupa di luar tubuh dengan pendahulunya yang menyebabkan SARS.

Itulah mengapa, terdapat faktor-faktor lain seperti penularan lebih besar dari orang tanpa gejala menjadi pandemi besar daripada wabah SARS pada 2002-2003.

Makalah baru ini diterbitkan dalan New England Journal of Medicine (NEJM) dan dilakukan para pakar dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Universitas California, Los Angeles dan Princeton.

Baca juga: Virus Corona Telah Selamatkan Karier Politik PM Israel

Jika virus corona menempel pada tembaga, dapat dideteksi sampai empat jam. Jika menempel pada plastik, dapat dideteksi sampai tiga hari; dan jika menempel pada kardus, akan bertahan selama 24 jam.

Tim pakar juga menggunakan nebulizer untuk melakukan simulasi batuk dan bersin. Hasilnya, virus berubah menjadi aerosol yang partikelnya melayang di udara, membuatnya terdeteksi hampir selama tiga jam.

Hasil studi penelitian ini pertama kali diunggah di situs medis pra-cetak pekan lalu sebelum ditinjau pakar sejawat lain. Unggahan ini menarik perhatian, termasuk kritik dari para ilmuwan lain yang mengatakan hal itu melebih-lebihkan.

Para kritikus mempertanyakan apakah nebulizer secara akurat bisa dikatakan meniru batuk dan bersin manusia.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Vaksin Corona Ditemukan, 45 Orang Diuji | Pesan WHO Uji, Uji, Uji

Dibandingkan dengan SARS

Sebuah makalah di China yang diunggah pekan lalu dan sedang menunggu tinjauan ulang menemukan bentuk aerosol dari virus corona di kamar mandi pasien rumah sakit Wuhan, karena virus itu tercecer dalam tinja.

Bentuk aerosol dari SARS menjadi dasar yang menginfeksi ratusan orang di sebuah kompleks apartemen di Hong Kong pada 2003.

Ketika itu, saluran pembuangan bocor ke kipas langit-langit yang menciptakan bulu yang sarat virus.

Tim di balik studi NEJM melakukan tes serupa pada virus SARS dan menemukan perilaku kedua virus serupa.

Namun, kelayakan serupa mereka gagal menjelaskan kenapa pandemi virus corona telah menginfeksi hampir 200.000 orang dan menyebabkan hampir 8.000 kematian.

Baca juga: Bantuan untuk Wabah Virus Corona, China Kirim Pakar Medis ke Italia

"Ini menunjukkan adanya perbedaan dalam karakteristik epidemologi virus yang mungkin timbul dari faktor lain.

Termasuk pasokan virus yang tinggi di saluran pernapasan atas dan potensi orang terinfeksi virus corona untuk melepaskan dan menularkan virus sementara tanpa gejala terlebih dahulu," ungkap peneliti.

Temuan ini menegaskan panduan para profesional tentang kesehatan masyarakat yang meminta jarak sosial (social distancing).

Menghindari menyentuh wajah, tidak lupa menutup mulut saat batuk dan bersin. Juga sering melakukan disinfektasi ke permukaan benda menggunakan semprotan pembersih atau tisu.

Baca juga: Mengapa Jaga Jarak Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com