KOMPAS.com - Langkitang cucuik mungkin sudah tak asing di telinga masyarakat Minangkabau, terutama di sekitar Pantai Padang.
Langkitang merupakan sebutan untuk siput laut bagi masyarakat Sumatera Barat.
Dilansir dari KOMPAS.ID, langkitang memiliki nama latin Melanoides tuberculata. Hewan ini merupakan sejenis keong air tawar, bentuknya seperti keong pada umumnya tetapi lebih panjang dan ramping serta berwarna hitam.
Baca juga:
Kata cucuik yang berarti cucut diambil dari cara makan langkitang yang unik yaitu dengan dicucuik. Dalam Bahasa Indonesia cucuik berarti dihisap atau disedot. Bagi kamu yang belum terbiasa mungkin akan sedikit kesulitan.
"Kalau baru coba, emang susah makannya," ujar salah satu pengunjung Pantai Padang yang tak ingin disebutkan namanya.
Kudapan ini sangat nikmat apalagi dimakan di bawah payung warna-warni tepi Pantai Padang, ditambah sautan deburan ombak pada sore hari.
“Rasanya gurih dan kenyal, enak dan murah. (Lokasinya) cocok buat nongkrong di tepi pantai,” ujar Daffa, salah satu pengunjung tepi Pantai Padang.
Langkitang cucuik memiliki rasa daging gurih dan agak pahit, dipadukan dengan kuah gulai pedas.
Sebelum dimasak, bagian ekor langkitang dipotong terlebih dahulu agar ada lubang angin, kemudian dibersihkan dan dimasak bersama bumbu gulai.
Kamu bisa dengan mudah menemukan kudapan khas Minang ini di sekitaran tapi lauik atau tepi laut Kota Padang, dan sekitaran Danau Maninjau, Sumatera Barat. Kamu dapat menikmati seporsi Langkitang Cucuik dengan membayar Rp 10.000 saja.
Baca juga: