Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2022, 15:03 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dokter hewan sekaligus pakar ternak di Institut Pertanian Bogor (IPB) Supratikno mengatakan, ada dua kategori hewan yang terjangkit wabah penyakit mulud dan kuku (PMK), yakni yang menunjukkan gejala dan tidak menunjukkan gejala.

Hewan bergejala PMK mudah dikenali sehingga bisa dilakukan antisipasi pencegahan penularan.

Sementara hewan yang tidak menunjukkan gejala PMK dinilai lebih berbahaya karena dapat menularkan virus tanpa disadari. 

Ciri-ciri ternak terjangkit PMK dapat dilihat dari kondisi kesehatannya. Umumnya ternak yang terjangkit akan menunjukkan gejala seperti demam dengan suhu tubuh di atas 41 derajat Celsius.

Selain itu tubuh ternak tampak lemas dan terlihat adanya lepuh-lepuh di bagian mulut, gusi, hidung, dan lubang hidung. 

"Ternak yang terjangkit PMK biasanya akan mendecap-decap tidak nyaman, sehingga produksi air liurnya jadi banyak," kata Tikno saat dihubungi oleh Kompas.com via daring pada Selasa (7/6/2022).

Baca juga:

Ilustrasi pemotongan daging sapi.SHUTTERSTOCK/JODY-ANN Ilustrasi pemotongan daging sapi.

Tikno mengatakan bahwa tindakan mendecap yang dilakukan oleh ternak bertujuan untuk memproduksi air liur, air liur tersebut berperan untuk mengeliminasi virus yang ada di bagian mulut ternak.

"Virus itu bertahan di pH normal dan bisa mati di pH basa atau asam. Air liur ternak (khususnya sapi) sifatnya basa, jadi bisa membunuh virus," katanya. 

Apabila virus sudah mulai menyebar ke bagian tubuh lainnya, maka akan muncul lepuh di bagian mulut, kaki, kelenjar susu, puting susu, kuku, bagian antara kuku dan kulit, dan bahkan bisa menyebabkan kuku hewan lepas.

"Gejalanya bisa bervariasi, kalau kambing, domba, dan kerbau tidak terlalu parah, sedangkan  sapi termasuk parah," katanya.

Meskipun gejala PMK tampak cukup parah, tetapi Tikno mengatakan bahwa ternak seperti sapi asal Asia dinilai relatif lebih tahan dan kuat melawan wabah PMK.

Khusnya bila dibandingkan sapi impor seperti limosin dan simental. 

Wabah PMK yang menjangkit ternak, khususnya ternak kurban Idul Adha, dikatakan Tikno memang tidak ada obatnya. Biasanya ternak akan sembuh sendiri, tergantung tingkat keparahannya.

Baca juga:

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com