Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kelebihan Tepung Sagu daripada Terigu, Bukan Cuma Bebas Gluten

Kompas.com - 15/03/2022, 17:36 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada berbagai jenis tepung yang umum digunakan untuk memasak. Dua di antaranya adalah tepung sagu dan tepung terigu.

Menurut Siva Febidamara, Food Application PT. Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Tbk., saat ini tepung terigu memiliki popularitas lebih tinggi daripada tepung sagu.

Alasannya, banyak masyarakat Indonesia yang lebih meminati produk impor, termasuk tepung terigu.

"(produk) impor memang relatif harganya lebih murah," ujar Siva dalam acara Fun Food For Health with Sapapua and Edashi, Kamis (10/3/2022).

Padahal, lanjutnya, tepung sagu memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan tepung terigu, seperti berikut ini.

Baca juga:

1. Bebas gluten

Salah satu kelebihan tepung sagu dibandingkan dengan tepung terigu adalah bebas gluten.

"Gluten merupakan protein yang biasanya ada di dalam tepung terigu dan tidak semua orang bisa mencerna gluten," kata Siva.

Tepung sagu termasuk jenis tepung bebas gluten sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang intoleran terhadap protein ini.

Sebagian orang yang tidak dapat mengonsumsi tepung terigu kemudian memanfaatkan kelebihan tepung sagu sebagai bahan makanan bebas gluten untuk membuat aneka sajian.

Olahan tepung sagu pun bermacam-macam, mulai dari gorengan, kue panggang, hingga minuman manis.

Baca juga:

2. Indeks glikemiknya rendah

Tepung sagu produksi sentra industri sagu di Sungai Tohor, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, Sabtu (13/2/2021). Tahun 2014, selama 3 bulan lahan gambut di sini terbakar. Warga merestorasi lahan gambut dengan menanam tanaman lokal seperti sagu sebagai salah satu upaya ketahanan pangan dan mempertahankan ekosistem lahan gambut.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Tepung sagu produksi sentra industri sagu di Sungai Tohor, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, Sabtu (13/2/2021). Tahun 2014, selama 3 bulan lahan gambut di sini terbakar. Warga merestorasi lahan gambut dengan menanam tanaman lokal seperti sagu sebagai salah satu upaya ketahanan pangan dan mempertahankan ekosistem lahan gambut.

Kelebihan tepung sagu lainnya bisa dilihat dari indeks glikemik hasil pohon sagu ini.

Menurut Siva, indeks glikemik tepung sagu termasuk rendah dibandingkan dengan tepung terigu dan nasi.

"Kalau kita makan sagu, kadar gula dalam darah kita itu tidak naik secara signifikan, terus turun secara signifikan," ujar Siva.

"Jadi lebih stabil kadar gula dalam darah kita," tambahnya.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com