Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pedagang Nasi Goreng Pelangi, Kerja Bareng William Wongso dan Masak di Istana Negara

Kompas.com - 06/11/2020, 19:11 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mujianto (40) akrab disapa Tole tak pernah menyangka bahwa dagangan nasi gorengnya bakal ramai pembeli beberapa waktu terakhir. Wajar saja, nasi gorengnya memang berbeda dari yang lain.

Bukan nasi goreng biasa, melainkan nasi goreng pelangi dengan tiga warna nasi dalam satu piring.

Warna tersebut Ia dapatkan dari bahan alami seperti cumi untuk warna hitam, sawi untuk warna hijau, dan buah bit untuk warna merah.

Baca juga: 4 Trik Masak Nasi Goreng Agar Nasi Tak Lengket dan Menggumpal

“Semuanya dari bahan alami tanpa pewarna. Merah itu dari buah bit sekaligus bermanfaat untuk jantung,” ucap Tole saat ditemui, Kamis (5/11/2020).

Kerja bareng William Wongso selama 10 tahun

Ide menggunakan tinta cumi dan sawi sebagai pewarna makanan, Tole dapatkan saat bekerja bersama pakar kuliner Indonesia, William Wongso. Tole mengaku menjadi anak buah William selama 10 tahun.

“Kerja di bapak (William Wongso) itu 10 tahun. Cuma yang enam tahun saya di restoran selainnya saya di pastry,” kata dia.

Baca juga: Sejarah Nasi Goreng, Menu Sahur Saat Penyusunan Naskah Proklamasi

Setelah lama bersama William Wongso, Tole memutuskan untuk membangun usaha secara mandiri.

Bersama istri dan anaknya, mereka berjualan nasi goreng dengan menggunakan gerobak.

Awalnya pada 2012, nasi goreng tersebut sempat viral saat baru dibuka. Kala itu, Ia berdagang di wilayah Petogogan, Jakarta Selatan.

Nasi goreng warna-warni ijo ToleKompas.com/Ryana Aryadita Nasi goreng warna-warni ijo Tole

“Dulu ramai, tapi setelah itu biasa saja. Terus pas pandemi sepi banget pembeli, kadang sediain nasi lima liter tapi enggak habis,” tuturnya.

Ia berkisah, pernah suatu waktu William mengunjunginya saat sedang berdagang nasi goreng. Tole kemudian diberi semangat agar meneruskan usahanya.

“Dia jalan-jalan nemu tukang nasi goreng ramai banget. Dia datang eh ternyata yang jualan saya. Dia ketawa. Nanya gimana? Ramai ? Saya jawab, ramai pak. Kata dia ya sudah teruskan,” kisah Tole.

Memasak di Istana Negara

Pengalaman Tole tak sampai di situ, kala bekerja bersama William Wongso, Ia pernah dua kali diundang untuk memasak di Istana Negara.

Saat itu Abdurrahman Wahid atau Gusdur masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.

“Waktu itu masih almarhum Pak Gusdur, pernah saya diundang dua kali bantu masak,” lanjutnya.

Baca juga: Resep Nasi Goreng Kornet Sapi, Masak Cuma 30 Menit

Meski usahanya naik turun, namun Tole mengaku lebih senang memiliki usaha sendiri. Ia bermimpi mendirikan warung yang lebih besar agar pelanggan bisa duduk dengan nyaman.

Sebab saat ini Tole baru bisa menyediakan kursi dan lesehan di trotoar untuk pelangganya.

“Ingin buka warung. Inginnya buka warung makan. Mudah-mudahan begini (ramai) terus,” tambah Tole.

Bagi anda yang penasaran dengan nasi goreng pelangi milik Pak Tole, bisa datang ke Jalan Panglima Polim V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com