KOMPAS.com –Selai mengingatkan kita dengan menu sarapan. Selai sering menjadi pendamping makan roti, isian kue, sampai olesan martabak.
Selai yang kita kenal sekarang adalah campuran buah dan gula dengan konsistensi yang kental.
Proses membuat selai dimulai dengan menghancurkan buah yang matang untuk mengeluarkan sarinya.
Kemudian dilanjutkan dengan menambahkan gula dan memanaskan hingga mendidih. Selai kemudian ditempatkan ke dalam toples untuk disimpan.
Melansir Serious Eats, selai pada awalnya dikenal sebagai cara untuk mengawetkan buah.
Baca juga: Sejarah Kuliner Indonesia Jadi Populer di Belanda, gara-gara Koran?
Budaya mengawetkan buah ini lazim terjadi di negara barat. Buah-buahan dan sayuran setelah panen disimpan untuk digunakan sepanjang musim dingin.
Mentimun diubah menjadi acar dan tomat serta kacang-kacangan dikalengkan. Buah-buahan dicampur dengan gula untuk membuat selai.
Sejarah mengawetkan buah menjadi selai seperti ini berasal dari orang Yunani, yang menggunakan madu untuk mengawetkan buah quince.
Pada abad ke-16, gula tebu datang ke Eropa dan digunakan untuk mengawetkan buah. Lalu kapan ramuan selai pertama kali muncul?
Melansir Spectator Life, resep pertama selai muncul di buku masak pertama yang berjudul "De Re Coquinaria" yang diterjemahkan berarti Seni Memasak, berasal dari abad ke satu Masehi.
Dalam bentuk yang paling sederhana, selai adalah buah lunak yang dipanaskan dengan gula atau madu, didinginkan dan disimpan.
Baca juga: Sejarah Terciptanya Jalur Rempah, Dipengaruhi Budaya Ramah Tamah Nusantara
Saat Perang Salib, para pejuang membawa kembali ramuan yang lebih kompleks dari Timur Tengah ke negara asalnya.
Popularitas selai berkembang bukan hanya sebagai cara untuk mengawetkan buah, melainkan juga sebagai makanan yang lezat.
Bahkan Joan of Arc seorang pejuang dari Perancis yang terkenal memakan selai buah quince sebelum bertempur. Hal itu dipercaya memberikan keberanian lebih.
Pelaut dan bajak laut menimbun selai di kapal mereka. Sebab selai yang kaya akan kandungan Vitamin C dipercaya dapat mencegah penyakit kudis.