Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Daniel Dhakidae lewat Buku Karya 42 Penulis

Kompas.com - 21/12/2021, 12:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daniel Dhakidae, tidak hanya dikenal sebagai cendekiawan. Sosoknya, dikenal pula sebagai pribadi yang hangat dan mampu membangun jaringan yang sangat luas.

Intelektualitasnya, sisi lain dari Daniel bisa menjadi contoh untuk generasi cendekiawan selanjutnya.

Hal tersebut, menjadi perbincangan hangat dalam diskusi daring dan peluncuran buku Para Sahabat Mengenang Daniel Dhakidae Cendekiawan Par Excellence karya 42 penulis, Sabtu (18/12/2021).

Para 42 penulis, dipilih dari total 60 nama yang didaftarkan saat awal pembuatan buku tersebut. Mereka semua merupakan sosok dari berbagai latar belakang yang dekat dengan mendiang Daniel Dhakidae.

Baca juga: Mangkunegoro VI Sang Reformis: Sebuah Biografi

Editor buku Para Sahabat Mengenang Daniel Dhakidae Cendekiawan Par Excellence, Yohanes Krisnawan mengungkapkan, pembuatan buku tersebut dibicarakan satu minggu setelah Daniel berpulang pada 6 April 2021. Buku ini disusun sebagai suatu penghormatan kepada Daniel yang tidak hanya sebagai seorang cendekiawan, tetapi juga pribadi yang hangat.

”Di antara mereka (penulis) ada yang masih keluarga, pernah bekerja bersama di suatu lembaga atau forum, menjadi murid, dan sahabat. Sebagian penulis sudah memublikasikan tulisannya di media sosial selepas Daniel berpulang,” ujarnya.

Tim editor juga mempertimbangkan keseimbangan antara penulis perempuan dan laki-laki serta komposisi generasi. Semua pertimbangan tersebut dilakukan untuk menggambarkan luasnya jaringan dan pengaruh Daniel di kalangan intelektual dari generasi yang berbeda zaman

Daniel, dipandang Yohanes sebagai tokoh yang besar dalam pemikiran ataupun aktivitas politik. Karya ilmiah hingga tulisan Daniel juga telah menginspirasi banyak orang untuk mempelajari berbagai ilmu, termasuk Yohanes saat menempuh pendidikan ilmu komunikasi di Universitas Diponegoro, Semarang.

Baca juga: Lazada Buka Beasiswa 2022 untuk Mahasiswa, Tunjangan Rp 35 Juta

Salah satu penulis buku tersebut sekaligus sahabat Daniel Dhakidae, Ashadi Siregar mengatakan jika sosok Daniel selain menjadi seorang cendekiawan Ia juga dikenal sebagai seorang jurnalis.

Daniel menjadi seorang jurnalis pada tahun 1971 bukanlah sebuah kesengajaan. Lambat laun, Daniel justru semakin tertarik dengan dunia jurnalisme. Daniel mengajarkan jurnalistik berbasis data, berbasis analisis.

Bahkan saat kondisinya tengah sakit, ia selalu ingin dilihat sehat oleh orang-orang terdekatnya.

Sering kali, Daniel meminta rekan-rekannya untuk memimpin acara yang ia sendiri tak bisa hadir tanpa menyebutkan ia tengah sakit.

Ashadi juga mengenang Daniel lewat salah satu buku berjudul Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru.

Melalui buku ini, Ashadi melihat Daniel juga menunjukkan sikap untuk tetap bertahan di luar kekuasaan. Bahkan, sikap ini tetap dipertahankan meski penguasa tersebut merupakan figur yang sangat dekat dengan dirinya.

Cerita mengenai Daniel, juga disampaikan Pendiri Kalyanamitra Myra Diarsi. Ia mengatakan, Daniel memiliki kebiasaan menyelipkan kosakata bahasa Inggris dalam setiap perbincangan. Setiap kalimat yang keluar dari mulut Daniel, diakui Myra yang juga penulis buku ini sangat menarik bagi rekan-rekannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com