KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud Ristek, Wikan Sakarinto mengaku bangga. Pasalnya, pihaknya meresmikan pengiriman produk perdana Mesin CNC Bubut Leanturn ke pasar domestik.
Menurutnya, mesin ini adalah hasil kolaborasi antara SMK St. Mikael, Politeknik ATMI Solo, dan PT. ATMI Solo.
Adapun kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri ini menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan vokasi mampu menghasilkan produk nyata untuk digunakan masyarakat.
Baca juga: Ditjen Diksi: Ada Dua Tahap agar D3 Menjadi Sarjana Terapan
Selain itu, Mesin CNC Bubut Leanturn ini sudah masuk ke dalam aplikasi SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah).
Wikan Sakarinto bangga dengan prestasi tersebut karena tidak mudah untuk masuk ke dalam sistem SIPLah.
"Produk CNC buatan SMK St. Mikael ini juga telah melewati uji aspek presisi, aspek durability, dan aspek konsistensi kepresisian dalam ribuan jam produksi, sudah sesuai standar industri," ujar Wikan seperti dikutip dari laman Ditjen Diksi, Minggu (19/12/2021).
Dikatakan, ini menjadi suatu pencapaian yang luar biasa bagi SMK St. Mikael atas kerja keras mereka dalam mengimplementasikan konsep Link and Super Match yang telah digaungkan oleh Ditjen Diksi.
"Kami ingin sekolah-sekolah yang lain dapat mencontoh praktik baik ini sehingga akan tercipta produk-produk lain yang bermanfaat," tuturnya.
Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Infused Water dari Rempah, Buah dan Sayur
Tentu melalui proses pembelajaran-pembelajaran berbasis industri (teaching factory) dan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning yang disingkat PjBL) di satuan pendidikan vokasi.
Selain itu, Wikan juga menyampaikan keyakinan akan pentingnya pembelajaran yang menerapkan konsep teaching factory yang umumnya disebut TEFA dan PjBL di SMK.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.