Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti IPB: Makroalga Jadi Sumber Bioenergi Terbarukan Masa Depan

Kompas.com - 15/12/2021, 14:45 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati. Ini karena menjadi negara maritim. Maka tak heran jika potensi yang ada di Indonesia bisa terus diteliti.

Seperti Biodiversitas termasuk alga dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Makroalga secara khusus memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku bahan kimia bernilai tinggi maupun bioenergi.

Makroalga memiliki nilai yang sangat strategis bagi bangsa. Namun potensi ini belum betul-betul teridentifikasi secara lengkap pemanfaatannya.

Baca juga: Mendikbud Ristek Serahkan KIP Kuliah Merdeka di IPB

Terlebih di masa depan permasalahan energi akan semakin dilirik oleh pemerintah. Sehingga porsi kebijakan sumber energi berbasis bahan alam kian meningkat.

Masih perlu dieksplorasi

Terkait hal itu, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) Fakultas Teknologi Pertanian dan Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) IPB University, Pusat Riset Bioteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Lambung Mangkurat menggelar workshop, Sabtu (11/12/2021).

Dr. Meika Syahbana, Kepala SBRC IPB University mengatakan, eksplorasi ke arah pemanfaatan makro dan mikroalaga perlu dirintis dan diintesifkan pengembangannya.

Alga mengandung bahan-bahan yang bernilai tinggi dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Indonesia perlu mengidentifikasi dan memproses lebih lanjut alga yang mempunyai nilai ekonomi yang besar tersebut.

"Aktivitas bioprospecting ini harus kita galakkan dan mudah-mudahan secara bertahap bisa kita implementasikan," ujarnya dikutip dari laman IPB, Rabu (15/12/2021).

Baca juga: Alga Coklat Diteliti Jadi Antivirus oleh Mahasiswa UGM

Sedangkan Dr. Edy Hartulistiyoso, Kepala Divisi Teknik Energi Terbarukan Departemen TMB IPB University menyatakan, target pemerintah dalam mengeksplorasi potensi biomassa alga mesti terus didorong.

Menurutnya, kandungan karbohidrat dalam alga cukup tinggi sehingga mudah diubah menjadi bioethanol. Atau menjadi bahan bakar lain seperti butanol.

"Kelebihan utama alga yakni tingkat pertumbuhannya sangat cepat dan menyerap karbondioksida. Dalam pembudidayaannya juga tidak memerlukan area yang luas, bahkan bisa dibuat rak budidaya vertikal," jelasnya.

Bioenergi ramah lingkungan

Ia meyakini alga ini sebagai bahan baku bioenergi yang ramah lingkungan. Alga juga menjadi generasi ketiga untuk energi. "Ini karena banyak dari alga yang non pangan, walau ada sebagian alga yang dimanfaatkan untuk pangan seperti spirulina," tuturnya lagi.

Dikatakan, baru sekitar 35.000 spesies alga yang teridentifikasi dari ratusan ribu jenis alga. Sehingga riset dan pengembangannya masih terbuka luas.

Ia menambahkan, dibandingkan dengan jagung atau tebu untuk produksi bioetanol, produktivitas dari mikroalga sebesar 20.000 liter per hektar. Delapan kali lipat dari produktivitas jagung dan tiga kali lipat dari tebu pada luasan yang sama.

"Jadi potensi ini mestinya membuat kita terbuka untuk kemudian mengeksplor lebih lanjut alga di wilayah kita untuk mendukung program pemerintah," tandasnya.

Namun dengan potensi ini memungkinkan Indonesia untuk membangun industri energi berbasis alga.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Infused Water dari Rempah, Buah dan Sayur

"Kemungkinannya, tidak sampai sepuluh tahun impian tersebut dapat tercapai. Ini bila berkaca dari perusahaan swasta Algaenergy sebagai pelopor industri bahan bakar berbasis alga," tandas Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com