Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Dana Pungutan Wisata via Tiket Pesawat, Ini Penjelasan Kemenko Marves dan Kemenparekraf

Kompas.com - 23/04/2024, 09:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

Di sisi lain, Alvin menyampaikan bahwa wacana pungutan dana wisata itu tidak sejalan dengan kesepakatan International Travel Associates.

Mengacu pada International Travel Associates, harga tiket pesawat tidak boleh dibebani dana lainnya kecuali pajak, airport tax dan retribusi bandara, asuransi wajib, dan surcharge.

"Hanya boleh itu, tidak boleh ada beban lain-lain. Kalau memang pemerintah mau melakukan pungutan kepada masyarakat, lakukan saja secara langsung di bandara. Jangan dibebankan pada harga tiket," jelas dia.

Sebab, Alvin khawatir jika dana pungutan wisata dibebankan via tiket pesawat, hal itu akan membuat seolah-olah harga tiket menjadi naik.

Padahal, secara proporsi harga tiket pesawat tidak naik, tetapi ditambah dengan beban pungutan lainnya dair pemerintah.

Hal tersebut bisa berdampak pada maskapai penerbangan karena seolah-olah menaikkan harga tiket pesawat sehingga bisa berdampak pada industri penerbangan itu sendiri.

"Saya menilai, rencana pemungutan iuran pariwisata melalui tiket pesawat itu tidak etis. Pemerintah mau uangnya, tapi tidak mau bahwa mereka yang memungut, seolah-olah harga tiket naik. Dan kedua, tidak sesuai dengan kesepakatan Internasional," tandasnya.

Menurut Alvin, upaya pemerintah untuk menyelipkan berbagai pungutan melalui tiket pesawat sudah beberapa kali dilakukan. Namun, upaya tersebut selalu ditolak stakeholders terkait.

Baca juga: Ini Alasan Dokter Bisa Mencantumkan Gelar dalam Tiket Pesawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Tren
Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com