Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Sosok Wanita di Balik Patung Liberty yang Jadi Simbol Kebebasan Amerika Serikat?

Kompas.com - 22/04/2024, 20:00 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Patung Liberty adalah monumen yang sering dianggap sebagai simbol kebebasan Amerika Serikat (AS). Ia dirancang dan dibuat oleh pematung Perancis Frédéric-Auguste Bartholdi.

Perancis menyumbangkan patung kolosal ini ke Amerika Serikat pada tahun 1875 untuk memperingati aliansi mereka selama Revolusi Amerika.

Secara resmi patung Liberty diberi judul Liberty Enlightening the World, patung tersebut menggambarkan Liberty, seorang wanita yang memakai mahkota.

Ia mengangkat obor dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang sebuah tablet bertuliskan “JULY IV, MDCCLXXVI (4 Juli 1776)”, hari kemerdekaan Amerika.

Baca juga: 10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak


Sejarah singkat pembangunan patung Liberty

Pematung di balik Patung Liberty, Frédéric Auguste Bartholdi, lahir pada tahun 1834 di Colmar, Perancis di wilayah Alsace di perbatasan Jerman, menurut Layanan Taman Nasional Departemen Dalam Negeri AS.

Ia menyelesaikan pekerjaan pertamanya pada usia dua puluh, sebuah patung perunggu besar Jenderal Napoleon Jean Rapp.

Bartholdi kemudian melakukan perjalanan bersama sekelompok duta budaya Prancis untuk memotret karya-karya kuno di Mesir.

Baca juga: Proyek Ambisius Israel, Berencana Bangun Tandingan Terusan Suez yang Lewati Gaza

Mereka menjumpai lanskap gurun di mana kota-kota kuno berada dalam reruntuhan namun patung-patung kolosal tetap ada, yang akhirnya menginspirasi Bartholdi.

Ia mendapatkan pertemuan dengan Khedive Isma'il Pasha dari Mesir, penguasa yang mengawasi dan mendanai pembangunan Terusan Suez oleh Prancis.

Pada 1869, Bartholdi mengajukan proposal patung kolosal kepada Ismail Pasha. Ia ingin mempersembahkan patung untuk mercusuar kolosal yang menggambarkan seorang fallah Mesir, yakni petani atau orang desa.

Sayangnya, desain patung raksasa berjudul Egypt Carrying the Light to Asia (Mesir membawa cahaya ke Asia) tersebut akhirnya ditolak karena memakan banyak biaya.

Baca juga: Mengapa Sebagian Besar Patung Romawi Kuno Tidak Berkepala?

Di kemudian hari, hubungan Bartholdi dengan sarjana Édouard de Laboulaye, seorang abolisionis dan profesor demokrasi Amerika, membuka kesempatan baru.

Laboulaye adalah orang yang mengemukakan gagasan yang akan digunakan Bartholdi untuk melahirkan karyanya: hadiah persahabatan antara dua negara dengan cita-cita demokrasi, Amerika dan Prancis.

Berbekal surat pengantar dari Laboulaye, Bartholdi mengadakan pertemuan dengan beberapa orang paling berpengaruh di Amerika, dengan hasil yang beragam.

Baca juga: 7 Pemimpin Paling Kejam dalam Sejarah Manusia, Termasuk Hitler dan Mao Zedong

Dalam waktu kurang dari tiga bulan, Bartholdi menemukan lokasi pilihan untuk patung tersebut di Pulau Bedloe di Pelabuhan New York.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com