Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Kompas.com - 19/04/2024, 20:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Efek kesehatan dari SO2 lebih buruk pada penderita asma, anak-anak, dan lansia. Jika terlalu banyak terhirup, gas ini bahkan bisa menyulitkan pernapasan dan berisiko mematikan.

Meski begitu, Sofyan menyebut SO2 hasil erupsi gunung api biasanya akan terencerkan atau hilang oleh udara atau diserap abu vulkanik.

Namun, sebagian SO2 akan beraksi dengan uap air di atmosfer membentuk tetes air bersifat asam. Ini menyebabkan timbul hujan asam yang meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan sehingga berbahaya bagi ikan dan tanaman.

Tanah yang asam akibat SO2 akan merusak tanaman karena mengurangi kadar nutrisinya.

Permukaan daun akan tampak noda putih atau coklat akibat kondisi ini. Jika dibiarkan dalam waktu lama, tanaman bisa mati.

SO2 juga dapat menembus lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan berisiko menimbulkan efek rumah kaca. Gas ini juga mengurangi jarak pandang karena mampu menyerap cahaya dan menimbulkan kabut.

Baca juga: PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Warga diimbau pakai masker

Atas adanya semburan gas SO2 yang keluar dari Gunung Ruang, Sofyan mengimbau agar masyarakat yang berada di sekitarnya untuk memakai masker. Ini terutama bagi mereka yang sensitif atau punya masalah pernapasan.

"Kalau di area terdampak erupsi tersebut tercium bau menyengat seperti bau belerang, sebaiknya menggunakan masker pelindung," tegas dia.

Hingga Jumat (19/4/2024), Sofyan belum dapat memastikan kapan gas SO2 berhenti keluar dari Gunung Ruang. Pasalnya, gunung itu masih terus mengalami erupsi.

"Setiap erupsi gunung api pasti akan mengeluarkan gas-gas vulkanik diantaranya SO2 dalam konsentrasi yang bervariasi di setiap gunung api, tergantung kondisi magma di bawah permukaan dan intensitas erupsinya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com