Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Mitologi Kuno Gerhana Matahari di Berbagai Negara

Kompas.com - 08/04/2024, 18:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Sebagai hukuman, Ranu dipenggal dan kepalanya terbang melintasi langit dan melahap Matahari sehingga membuat pusat tata surya itu menjadi gelap.

Beberapa versi mengatakan bahwa Rahu sebenarnya mampu mencuri seteguk nektar tetapi dipenggal sebelum ramuan tersebut mencapai seluruh tubuhnya.

Kepalanya yang abadi terus mengejar Matahari, kadang-kadang menangkap dan menelannya, tapi Matahari dengan cepat muncul kembali, karena Rahu tidak memiliki tenggorokan.

Baca juga: Gerhana Matahari 8 April 2024 Tak Terlihat di Indonesia, Apakah Dianjurkan Shalat Kusuf?

3. Amerika Selatan

Suku Inca di Amerika Selatan meyakini bahwa gerhana Matahari merupakan tanda kemarahan dan ketidaksenangan.

Setelah gerhana, para pemimpin spiritual akan mencoba mengetahui sumber kemarahan tersebut dan menentukan pengorbanan apa yang harus dipersembahkan.

Meskipun suku Inca jarang mempraktekkan pengorbanan manusia, diperkirakan gerhana kadang-kadang dianggap cukup serius untuk melakukan persembahan.

4. Penduduk asli Amerika

Hampir sama dengan China, legenda Choctaw mengaitkan gerhana Matahari sebagai fenomena ketika pusat tata surya itu dimakan.

Bedanya, penduduk asli Amerika meyakini Matahari telah dimakan tupai hitam yang nakal. Tupai tersebut takut dengan keributan dan teriakan para saksi mata yang menyaksikan peristiwa tersebut.

Semenatra itu, suku Ojibwa dan Cree memiliki cerita bahwa seorang anak laki-laki atau terkadang kurcaci bernama Tcikabis membalas dendam kepada Matahari karena telah membakarnya.

Meskipun mendapat protes dari saudara perempuannya, ia menangkap Matahari dalam sebuah jerat, sehingga menyebabkan gerhana.

Berbagai hewan mencoba melepaskan Matahari dari perangkap, tapi hanya tikus kecil yang bisa mengunyah tali dan mengembalikan Matahari ke jalurnya.

Baca juga: Gerhana Matahari Total 8 April Diklaim Tidak Akan Muncul Lagi Selama 375 Tahun, Ini Kata Ahli

5. Afrika Barat

Masyarakat kuno Batammaliba, utara Togo dan Benin percaya bahwa gerhana Matahari disebabkan karena Bulan dan Matahari saling bertengkar.

Pertengkaran tersebut berasal dari konflik antar manusia yang menyebar.

Selama gerhana, masyarakat Batammaliba menebus perseteruan lama dan secara damai berkumpul untuk mendorong perdamaian di antara benda-benda langit.

6. Mesir

Orang Mesir kuno tidak meninggalkan catatan eksplisit yang merinci gerhana Matahari, meskipun peristiwa itu telah diamati oleh para pemuja.

Beberapa ahli berpendapat, gerhana sangat menyusahkan dan sengaja tak dicatat agar tidak memberikan tingkat keabadian pada peristiwa tersebut.

Seorang ahli Mesir menyarankan, berbagai referensi tentang bentuk kebutaan yang tampaknya metaforis selaras dengan tanggal-tanggal gerhana historis dan mungkin merupakan catatan simbolis dari peristiwa-peristiwa ini.

7. Indonesia

Dalam mitologi Jawa, gerhana Matahari dikaitkan dengan dewa kegelapan, Batara Kala yang menelan Matahari, seperti dilansir dari Exploratorium.

Penduduk desa, khususnya di Pulau Jawa akan mencoba membuat Batara Kala melepaskan Matahari dengan mempersembahkan kurban dan menabuh genderang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com