Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur di Jepang Mengundurkan Diri Usai Menghina Penjual Sayur

Kompas.com - 08/04/2024, 09:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Prefektur Shizuoka, Jepang, Heita Kawakatsu memutuskan untuk mengundurkan diri setelah menghina penjual sayur.

Dikutip dari Mainichi, Selasa (2/4/2024), Kawakatsu menyatakan dirinya siap mengundurkan diri setelah sidang etik digelar di prefektur setempat, Juni 2024 mendatang.

Keputusan tersebut diambil Kawakatsu, Selasa (2/4/2024), di tengah banyaknya reaksi negatif masyarakat Jepang atas kesalahan yang ia perbuat.

Baca juga: Jepang Catat Rekor Tertinggi Kasus Infeksi Bakteri Streptokokus yang Berbahaya

Merendahkan penjual sayur

Sehari sebelumnya atau pada Senin (1/4/2024), Kawakatsu menghina penjual sayur di dalam pidatonya kepada pegawai negeri sipil baru di pemerintah prefekturnya.

Saat itu, dia membandingkan penjual sayur dengan pegawai negeri sipil yang baru dilantik. Menurutnya, pegawai negeri sipil adalah orang-orang cerdas.

"Semua orang di sini (pegawai negeri yang dilantik) adalah orang yang cerdas. Tidak seperti mereka yang menjual sayur, memelihara sapi, atau menciptakan sesuatu,” ujar Kawakatsu pada acara pelantikan pegawai negeri.

Ia juga mengatakan kepada para pegawai negeri sipil yang baru untuk tetap jujur, menjaga bahasa mereka, serta berbelas kasih pada sekitarnya.

Baca juga: Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Bukan kali pertama buat kesalahan

Dilansir dari KyodoNews, Selasa (2/4/2024), sebelum kejadian merendahkan pekerjaan pedagang sayur, Kawakatsu sebelumnya juga pernah dikritik lantaran membuat sejumlah kesalahan.

Diketahui, Kawakatsu sudah menjabat sebagai gubernur untuk Prefektur Shizuoka sejak tahun 2009.

Pada 2021, majelis wilayah setempat menyarankan dia untuk mengundurkan diri setelah sempat menjelek-jelekan Kota Gotemba di Shizuoka.

Saat itu, ia mengatakan bahwa Kota Gotemba hanya memiliki koshihikari (sejenis beras) sebagai makan khas setempat.

Baru-baru ini atau Maret 2024, Kawakatsu lagi-lagi membuat kesalahan dengan blunder membuat pemeringkatan wilayah di prefekturnya berdasarkan budaya. Kebijakan tersebut  dianggap tidak etis lantaran tidak menghargai keberagaman. 

Baca juga: Tergiur Gaji Rp 18 Juta, TKI di Jepang Melonjak 3 Kali Lipat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Warga Israel Ramai-ramai Rusak Bantuan Indomie untuk Warga Gaza, AS dan Inggris Murka

Warga Israel Ramai-ramai Rusak Bantuan Indomie untuk Warga Gaza, AS dan Inggris Murka

Tren
Mengapa DM Instagram Tidak Bisa Dibuka? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa DM Instagram Tidak Bisa Dibuka? Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Cara Beli dan Harga Tiket Indonesia Vs Irak dan Filipina Kualifikasi Piala Dunia 2026

Cara Beli dan Harga Tiket Indonesia Vs Irak dan Filipina Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Obat China Dinilai Ampuh Atasi Masalah Kesehatan, Ini Menurut BPOM

Obat China Dinilai Ampuh Atasi Masalah Kesehatan, Ini Menurut BPOM

Tren
Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Resmi Dilantik, Berikut Profil dan Kekayaan PM Singapura Lawrence Wong

Tren
Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Tren
Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Tren
Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com