Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergiur Gaji Rp 18 Juta, TKI di Jepang Melonjak 3 Kali Lipat

Kompas.com - 20/03/2024, 18:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang dilaporkan mengalami lonjakan karena tergiur dengan upah mencapai Rp 18 juta per bulan. 

Data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menunjukkan, terdapat total 2,05 juta pekerja asing pada Oktober 2023. Jumlah ini meningkat 40,3 persen selama lima tahun terakhir.

Mayoritas pekerja asing di Jepang berasal dari Vietnam. Data menunjukkan jumlah tenaga kerja Vietnam meningkat 63,6 persen dalam lima tahun menjadi total 518.364 orang.

Sementara itu, jumlah TKI di Jepang tak kalah banyak. Selama lima tahun terakhir, terdapat lonjakan 192,2 persen pekerja dengan total sebanyak 121.507 orang.

Presiden agen penempatan kerja Mynavi Global, Motoki Yuzuriha meyakini nantinya akan ada lebih banyak TKI bekerja di Jepang. Hal ini karena Indonesia memiliki banyak penduduk usia kerja.

“Saya pikir negara ini pada akhirnya bisa melampaui Vietnam dalam perannya di pasar tenaga kerja Jepang," kata Motoki, dikutip dari Nikkei Asia.

Baca juga: Krisis Populasi di Jepang Masuk Level Kritis, Angka Kelahiran Terendah dalam 90 Tahun


Alasan banyak TKI kerja di Jepang

Sementara itu, agen perekrutan pekerja Robert Walters Japan mengungkapkan sejumlah alasan banyak pekerja asing memilih bekerja di Jepang.

Menurut agen tersebut, alasan banyak tenaga kerja asing memilih bekerja di Jepang karena biaya hidup di sana lebih murah dibandingkan ketika bekerja di kota-kota besar Amerika Serikat dan Eropa.

Selain itu, pekerja Indonesia lebih tertarik bekerja di Jepang karena negara itu menawarkan gaji yang lebih tinggi.

Pekerja magang asing di Jepang bisa mendapatkan gaji pokok bulanan sebesar 177.800 Yen atau sekitar Rp 18,6 juta pada 2022. Kini, besaran gaji tersebut meningkat menjadi setara 1.200 dollar AS atau Rp 18,9 juta.

Kedatangan TKI di Jepang juga terjadi berkat kerja sama badan kepegawaian seperti Persol Global Workforce dan lembaga pendidikan Indonesia untuk mendatangkan pekerja terampil di sektor pertanian.

Kerja sama terjalin karena Indonesia ingin menjadi salah satu produsen pertanian terkemuka dunia. Untuk itu, negara perlu memperoleh keahlian dari warga yang bekerja di Jepang.

Saat ini, sebanyak 56 persen warga Indonesia yang bekerja di Jepang merupakan pekerja berketerampilan khusus. Mereka bekerja di bidang manufaktur, konstruksi, perawatan dan layanan makanan.

Baca juga: Penjelasan Kemenlu soal Pekerja Magang Indonesia yang Ditangkap Polisi Jepang karena Diduga Telantarkan Bayi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com