KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan keluhan warganet terkait cuaca panas yang melanda Indonesia.
Keluhan itu berawal dari unggahan @zakiberkata yang menunjukkan Pulau Jawa berwarna merah lengkap dengan informasi suhu di masing-masing wilayah.
"Sumuk," tulis unggahan tersebut.
Cuaca panas ini pun diamini oleh warganet di kolom komentar unggahan tersebut.
Lantas, apa penyebab cuaca terik belakangan?
Baca juga: Musim Kemarau Diprediksi Mundur, Akankah Cuaca Panas Terik 2023 Terulang Lagi?
Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, suhu di sejumlah wilayah Indonesia masih normal.
"Suhu rata-rata mencapai 30-31 derajat celsius," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (7/4/2024).
Data BMKG mengenai suhu maksimum harian Indonesia pada 5-6 April 2024 menunjukkan, suhu maksimum di Indonesia terjadi di wilayah Deli Serdang, Sumatera Utara.
Stasiun Geofisika Deli Serdang mencatat, suhu di wilayah tersebut mencapai 35,7 derajat celsius.
Cuaca panas juga terjadi di Medan, Sumatera Utara dan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Masing-masing stasiun meteorologi di wilayah tersebut menunjukkan suhu mencapai 35,5 celcius.
Kendati demikian, Guswanto memastikan bahwa suhu rata-rata di Indonesia jelang musim kemarau masih normal.
"Suhu di masih normal, tidak ada peningkatan suhu," kata dia.
Baca juga: Beredar Citra Pulau Jawa Tampak Merah pada Akhir Februari, Ada Potensi Cuaca Panas?
Ia memastikan, suhu panas tidak melanda Indonesia karena fenomena suhu panas terjadi ketika temperatur udara mencapai lebih dari 37 derajat Celsius.
Lebih lanjut, Guswanto memastikan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia bukan karena fenomena El Nino.
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut yang berdampak pada iklim dan cuaca di Indonesia.