Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Banyak Pilot di Swiss Enggan Terbangkan Pesawat ke Israel...

Kompas.com - 05/04/2024, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak pilot dan awak pesawat di Swiss kini disebut enggan menerbangkan pesawat ke Israel.

Kondisi ini membuat pihak maskapai terpaksa menyesuaikan perubahan jadwal penerbangan tersebut.

Diberitakan Swissinfo.ch, banyak awak pesawat maskapai Swiss International Air Lines (SWISS) membatalkan penerbangan ke Israel karena takut masalah keamanan di wilayah tersebut.

Sepert diketahui, Israel sedang terlibat peperangan dengan Hamas di wilayah sekitar Palestna.

Baca juga: Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu Israel: Kami Akan Terus Berperang


Hingga saat ini, belum ada angka pasti berapa banyak awak pesawat yang membatalkan penerbangan mereka ke Israel.

“Pada beberapa penerbangan tidak ada yang membatalkan, pada penerbangan lainnya ada satu atau lebih awak yang membatalkan,” kata juru bicara SWISS.

Berdasarkan temuan ini, pihak maskapai akan mengubah prosedurnya untuk memastikan semua penerbangan dapat beroperasi sesuai rencana.

Pihaknya juga akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hal ini, termasuk berjaga-jaga jika terjadi pembatalan penerbangan oleh awak pesawat.

Baca juga: DK PBB Sahkan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Apa Sanksinya jika Israel atau Hamas Melanggar?

Alasan awal pesawat di Swiss enggan terbang ke Israel

Dilansir dari The Swiss Times, maskapai ini akan memiliki penerbangan dari Tel Aviv, Israel ke Zurich, Swiss sebanyak dua kali sehari mulai Mei mendatang.

Penerbangan ini sama banyak dengan jadwalnya sebelum konflik Hamas-Israel memanas.

Namun, rencana penerbangan ini membuat maskapai mengeluarkan peraturan perpanjangan waktu istirahat di malam hari bagi kru yang bertugas. Mereka juga harus bermalam di Tel Aviv.

Dengan aturan ini, banyak kru ragu akan keselamatan mereka jika harus bermalam. Akibatnya, mereka memilih mundur dari penerbangan.

Baca juga: Malaysia Tangkap Warga Israel yang Masuk Secara Ilegal, Bawa 6 Pistol dan 200 Peluru

Banyak kru yang mundur ini memaksa anggota kru lainnya menggantikan pekerjaan tersebut.

Namun, hal ini berpotensi membuat jam terbang mereka lebih sering daripada jumlah rata-rata.

Banyaknya pembatalan penerbangan juga membuat maskapai harus mengeluarkan rencana penerbangan baru.

Untuk mencegah pembatalan terbang ini terjadi lagi, maskapai SWISS menerapkan aturan pembatalan penerbangan hanya boleh dilakukan setidaknya tujuh hari sebelum penerbangan ke Israe dan berlaku mulai Sabtu (6/4/2024).

Pihak SWISS memahami kekhawatiran beberapa anggota krunya. Kendati demikian, mereka meyakini para ahli telah memeriksa kondisi dan menyimpulkan situasi di Israel aman untuk penerbangan.

Baca juga: Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com