Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Politik Gentong Babi, Istilah yang Disinggung dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kompas.com - 02/04/2024, 20:15 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ekonom senior Universitas Indonesia, Faisal Basri menyinggung istilah pork barrel politics atau politik gentong babi dalam Sidang Sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi, Senin (1/4/2024).

Dalam sidang tersebut, Faisal mengatakan bahwa masyarakat yang kesulitan membeli beras saat ini disebabkan oleh banyaknya bantuan sosial (bansos) yang dilakukan di masa Pilpres 2024.

Banjirnya bantuan sosial menjelang Pilpres 2024 dikategorikan Faisal sebagai salah satu praktik dari politik gentong babi.

Politik gentong babi ini mengacu pada praktik yang dilakukan politisi yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan pusat, yang mampu menggelontorkan uang lebih besar agar menarik pemilih sehingga dia terpilih kembali,” ungkap Faisal, dikutip dari KOMPAS TV.

Lebih lanjut, Faisal menuturkan bahwa pada 2024, ada beberapa jenis bansos yang tiba-tiba dikeluarkan oleh pemerintah.

Faisal mencontohkan, pada 2021, Indonesia dilanda El Nino dalam skala yang lebih parah daripada 2024.

Namun Bansos El Nino justru diadakan dan diberikan kepada masyarakat pada 2024 ketika intensitasnya sudah mulai mereda.

Baca juga: Isi Tuntutan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud pada Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK


Pengertian dan sejarah politik gentong babi

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/2/2024), menurut Antonius Saragintan dan Syahrul Hidayat dalam buku Politik Pork Barrel di Indonesia (2011), politik gentong babi adalah usaha petahana untuk menggelontorkan dan mengalokasikan sejumlah dana dengan tujuan tertentu.

Istilah “tujuan” dalam pengertian tersebut merujuk kepada usaha agar dirinya terpilih kembali dan menjabat selama beberapa tahun ke depan.

Sedangkan makna harfiah dari politik gentong babi berasal dari awal tahun 1700-an, dilansir dari Investopedia, Minggu (29/10/2023).

Zaman dulu sebelum adanya pendingin, daging babi diasinkan dan diawetkan dalam tong kayu yang masing-masing dapat menampung lebih dari 30 galon.

Mudahnya melihat bagaimana daging tersebut "mencelupkan diri ke dalam gentong" merupakan sebuah gambaran dari rakyat yang “tercelup” dan menjadi bagian dari politik uang dalam jumlah yang besar.

Istilah politik gentong babi pertama kali digunakan dalam cerita The Children of the Public pada 1863 oleh penulis dan sejarawan Edward Everett Hale.

Sepuluh tahun kemudian, ungkapan politik gentong babi memiliki arti pengeluaran dana publik oleh seorang politisi untuk kepentingan sekelompok kecil orang dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dalam bentuk suara atau sumbangan kampanye.

Di zaman modern, pembelanjaan dalam gentong babi berarti pembelanjaan yang sia-sia pada proyek-proyek pekerjaan umum lokal yang nilainya meragukan, atau hanya bernilai bagi satu konstituen politisi.

Baca juga: Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Contoh praktik politik gentong babi

Salah satu contoh paling terkenal dari praktik politik gentong daging babi adalah proyek Bridge to Nowhere.

Proyek jembatan kontroversial ini terletak di Ketchikan, Alaska, AS, yang awalnya diusulkan sebagai sarana untuk menghubungkan Pulau Gravina ke Bandara Internasional Ketchikan di dekat Pulau Revillagigedo, dilansir dari Faster Capital, Jumat (8/3/2024).

Pada 2005, Kongres Amerika Serikat (AS) menyetujui alokasi 223 juta dollar AS atau Rp 3,5 triliun untuk sebuah jembatan yang menghubungkan dua kota kecil di pedesaan Alaska.

Namun, proyek ini menjadi terkenal karena menelan biaya yang fantastis dan dinilai kurang praktis.

Adapun biaya pembangunan jembatan tersebut membengkak hingga 398 juta dollar AS atau Rp 6,3 triliun.

Proyek ini menjadi simbol pemborosan dan bertahun-tahun kemudian proyek dibatalkan secara keseluruhan demi meningkatkan sistem kapal feri lokal.

Contoh lainnya adalah Proyek Big Dig di Boston, AS saat bagian jalan raya sepanjang 3,5 mil atau 5,63 kilometer dipindahkan ke bawah tanah.

Proyek ini menelan biaya 15 miliar dollar AS atau Rp 238 triliun, yang nominalnya sekitar lima kali lipat dari perkiraan awal.

Konstruksi pertama dari proyek Big Dig dilakukan pada September 1991 dan memerlukan waktu lebih dari 14 tahun ketika proyek tersebut selesai pada Januari 2006, dikutip dari laman resmi Commonwealth of Massachusetts.

Baca juga: Jadwal Sidang PHPU Pilpres 2024 di MK Hari Ini mulai 08.00 WIB

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com