Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Duduk Terlalu Lama Memicu Risiko Kematian Dini

Kompas.com - 17/03/2024, 12:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa duduk terlalu lama atau sedentary lifestyle memicu peningkatan risiko kematian dini pada seseorang.

Studi yang diterbitkan di Journal of American Heart Association pada 27 Februari 2024 menyebutkan, duduk berjam-jam tanpa jeda untuk berdiri dan bergerak berkaitan dengan risiko lebih besar terkena penyakit jantung yang merupakan penyebab kematian dini.

Dikutip dari Yahoo (6/3/2024), penelitian itu menganalisis data dan perilaku dari 6.489 wanita berusia 60-90 tahun dari Studi Women's Health Initiative Objective Physical Activity and Cardiovascular Health (OPACH).

Hasilnya, wanita yang tidak bergerak selama 11,7 jam atau lebih dalam sehari menghadapi risiko kematian 30 persen lebih tinggi.

“Perilaku sedentari didefinisikan sebagai setiap perilaku saat bangun tidur yang melibatkan duduk atau berbaring dengan pengeluaran energi yang rendah,” ungkpa salah satu penulis studi tersebut, Steve Nguyen.

Baca juga: 3 Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan, Bisa Memicu Kematian Dini

Penjelasan ilmiah

Penulis studi lain, Andrea LaCroix menuturkan, aliran darah ke seluruh tubuh akan melambat yang mempengaruhi penurunan penyerapan glukosa saat seseorang duduk.

Selain itu, otot tubuh tidak berkontraksi terlalu banyak yang membuat konsumsi oksigen menjadi berkurang detak jantung menjadi terlalu lambat.

Menurut studi itu, perempuan yang berolahraga dengan intensitas sedang atau berat, masih akan terjadi peningkatan risiko yang sama jika mereka mereka terlalu lama tidak bergerak.

Dalam artian, mereka berolahraga dengan intensitas sedang hingga berat dalam beberapa jam. Kemudian, waktu lainnya hanya digunakan untuk duduk atau berbaring sepanjang hari.

“Risikonya mulai meningkat ketika Anda duduk sekitar 11 jam (total) per hari, ditambah dengan semakin lama Anda duduk dalam satu sesi,” ujar LaCroix.

Dia juga mencatat, tidak realistis atau benar-benar mustahil bagi kebanyakan orang untuk berdiri dan melakukan peregangan setiap 10 menit.

Baca juga: Studi Ungkap Menghirup Aroma Kopi Bisa Memberikan Manfaat Kesehatan

Halaman:

Terkini Lainnya

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Mengenal PTN BLU di Indonesia: Daftar Kampus dan Bedanya dari PTN BH

Tren
Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Kevin Sanjaya Resmi Nyatakan Pensiun Dini dari Bulu Tangkis, Ini Alasannya

Tren
Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Serba-serbi Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024: Prodi, Formasi, dan Penempatan

Tren
Siasat SYL 'Peras' Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Siasat SYL "Peras" Pejabat Kementan, Ancam Copot Jabatan, dan Paksa Mengundurkan Diri

Tren
Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan STMKG, STIN, dan STIS 2024

Tren
Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Ramai-ramai Tolak RUU Penyiaran yang Berpotensi Ancam Kebebasan Pers...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com