Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Duduk Terlalu Lama Memicu Risiko Kematian Dini

Kompas.com - 17/03/2024, 12:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Cara menurunkan risiko kematian dini

Sebuah studi dari Charles Perkins Centre Sydney University yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine menemukan, tindakan sederhana dengan berjalan kaki bisa menurunkan risiko kematian dini, dilansir dari TheEpochTimes, Jumat (8/3/2024).

Studi itu mengungkapkan, 10.000 langkah dalam sehari dapat mengurangi risiko kematian dini mencapai 39 persen dan penyakit kardiovaskular sebesar 21 persen, terlepas dari lamanya waktu untuk duduk berdiam diri.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 72.000 orang dan merupakan penelitian pertama yang mengukur secara obyektif melalui perangkat yang dikenakan di pergelangan tangan.

Selain itu, para peneliti juga mempertimbangkan faktor lain untuk mencapai keakuratan, seperti sia, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, asupan alkohol, pola makan, dan riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dan kanker.

Penelitian ini menetapkan bahwa jumlah langkah harian yang ideal untuk mengurangi angka kematian dan risiko penyakit kardiovaskular berkisar antara 9.000 hingga 10.000 langkah.

Kemudian setengah dari manfaat kesehatan tersebut diwujudkan dengan jumlah langkah harian yang berkisar antara 4.000 hingga 4.500 langkah.

Penulis utama dan peneliti di Charles Perkins Centre, Matthew Ahmadi menekankan bahwa meskipun meningkatkan jumlah langkah setiap hari bermanfaat, hal ini tidak bisa menggantikan pengurangan duduk dalam waktu lama.

"Ini sama sekali bukan kartu bebas untuk orang-orang yang tidak banyak bergerak dalam jangka waktu yang lama,” kata Matthew.

“Namun, hal ini memiliki pesan kesehatan masyarakat yang penting bahwa semua gerakan itu penting dan orang-orang dapat dan harus mencoba mengimbangi konsekuensi kesehatan dari waktu tidak bergerak yang tidak dapat dihindari dengan meningkatkan jumlah langkah mereka setiap hari," imbuhnya.

Baca juga: Studi Baru: Mencium Aroma Buah Matang Disebut Bisa Menghambat Sel Kanker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Sosok Francois Letexier, Wasit yang Kartu Merah STY dan Beri Guinea 2 Penalti

Sosok Francois Letexier, Wasit yang Kartu Merah STY dan Beri Guinea 2 Penalti

Tren
Iklan iPad Pro Apple Tuai Kontroversi, Hancurkan Benda Seni demi Gawai

Iklan iPad Pro Apple Tuai Kontroversi, Hancurkan Benda Seni demi Gawai

Tren
6 Pilihan Ikan Tinggi Vitamin D, Bantu Tingkatkan Imunitas Tubuh

6 Pilihan Ikan Tinggi Vitamin D, Bantu Tingkatkan Imunitas Tubuh

Tren
5 Pesebak Bola Vietnam Ditangkap karena Pakai Narkoba, 2 Pemain Pernah Main di Timnas

5 Pesebak Bola Vietnam Ditangkap karena Pakai Narkoba, 2 Pemain Pernah Main di Timnas

Tren
YouTube Menghadirkan Fitur Baru 'Jump Ahead' untuk Pengguna Premium, Apa Itu?

YouTube Menghadirkan Fitur Baru "Jump Ahead" untuk Pengguna Premium, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com