Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Besar Era 1970-an, Cut Zahara Fona Klaim Hamil Janin Ajaib yang Bisa "Ngaji"

Kompas.com - 09/03/2024, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Diberitakan Harian Kompas, 16 Oktober 1970, Tim Medis RSPAD, Ikatan Dokter Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Polri akhirnya turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.

Saat hendak diperiksa Tim Ikatan Dokter Indonesia di RSPAD Gatot Subroto pada 13 Oktober 1970, Cut Zahara Fona mengatakan bayinya tidak bersedia.

Dia kemudian meminta pemeriksaan ditunda hingga minggu depan. Sepekan berikutnya, tim dokter RSCM berhasil memeriksa Cut Zahara Fona.

Kendati demikian, mereka tidak menemukan tanda-tanda adanya janin di dalam rahim perempuan itu.

Baca juga: Kisah Kelsey Hatcher, Miliki Dua Rahim yang Mengandung Bayi Bersamaan

Terlebih, seorang dokter menekankan, bayi dalam kandungan belum bisa bernapas normal, sehingga tidak dapat mengeluarkan suara.

Panglima Daerah Kepolisian (Kapolda) Kalimantan Selatan, Brigjen Abdul Hamid Swasono, yang juga tidak percaya bahwa manusia bisa bicara di dalam air ketuban, akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk mengungkap kasus itu.

Saat itu, polisi memburu Cut Zahara di Kampung Gambut, 14 kilometer dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Di tempat tersebut, polisi berhasil menemukan alat pemutar kaset atau tape recorder yang disisipkan di dalam pakaian Cut Zahara.

Polisi kemudian menyita tape recorder EL 3302/OOG tersebut beserta kaset rekaman suara tangisan bayi dan bacaan ayat-ayat suci Al Quran.

Baca juga: Viral, Video Meksiko Rilis Mumi Alien 1.000 Tahun, Asli atau Hoaks?

Catatan hoaks yang mengguncang Istana

Berita bohong Cut Zahara Fona dan janin ajaibnya bukan satu-satunya hoaks yang mengguncang jajaran Istana.

Di Indonesia, serangan hoaks kepada presiden telah muncul sejak era presiden pertama, Ir Soekarno.

Harian Kompas pada 31 Januari 1966 menulis, saat itu Bung Karno pernah diisukan sakit dan bersembunyi di Tokyo, Jepang.

Berita bohong tersebut kemudian diklarifikasi saat berpidato dalam rangka peringatan hari lahir ke-40 Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Keyakinan Tidak Sama dengan Kebenaran, Awas Tertipu Hoaks!

Selain itu, pada era Presiden Soekarno, juga ada hoaks Ratu Markonah dan Raja Idrus yang mengaku raja dan ratu dari suku Anak Dalam.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com