Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Awal Ramadhan Menurut NU? Kenali Metode Rukyatul Hilal untuk Tentukan Puasa

Kompas.com - 08/03/2024, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Metode ini dlakukan dengan tiga cara, yaitu melihat dengan mata telanjang, dibantu alat optik seperti teleskop, dan dengan alat optik yang terhubung sensor atau kamera. Keterlihatan hilal juga terbagi menjadi tiga, yaitu kasatmata, kasat teleskop, dan kasat kamera.

Keterlihatan hilal ditentukan sejumlah faktor. Contohnya, tinggi letak Bulan, elongasi atau jarak sudut pusat Bumi dan Matahari, kondisi atmosfer, dan sensitivitas mata/sensor kamera.

Rukyatul hilal digelar dengan mengamati ufuk barat sesuai arah Matahari tenggelam. Waktu terbenamnya Matahari dan kemunculan Bulan ditentukan dengan metode falak.

Untuk memutuskan hilal terlihat atau tidak, ada kriteria visibilitas yang diterapkan. Namun, jika parameter Bulan sedikit di bawah kriteria, peluang hilal masih ada dengan pertimbangan tertentu.

Namun jika hilal tidak terlihat, maka awal bulan Ramadhan tidak bisa ditentukan jatuh pada keesokan harinya.

Apabila ada perukyah yang melaporkan hilal terlihat tapi masih di bawah kriteria, hasil rukyah–nya hanya berlaku bagi sebagian jamaah, terdiri dari perukyah dan orang–orang sekitarnya.

NU lalu akan mengumpulkan laporan hasil rukyah hilal dari titik–titik rukyah di lapangan. Hasil tersebut akan diumumkan dalam sidang itsbat penetapan awal Ramadhan yang digelar Kementerian Agama.

Baca juga: Kapan Awal Puasa 2024? Ini Cara Menentukan Ramadhan NU, Muhammadiyah, dan Kemenag

Alasan NU tidak pakai hisab

Berbeda dari Muhammadiyah yang menentukan awal Ramadhan dengan metode hisab, NU memakai metode rukyatul hilal.

Ini sesuai dengan keputusan Muktamar ke–34 NU tahun 2021. Metode hisab juga dikenal sebagai metode falak.

"Nahdlatul Ulama menghormati penggunaan metode falak. Tetapi Nahdlatul Ulama berpedoman bahwa metode rukyah hilal–lah yang lebih tepat digunakan berdasarkan perspektif fiqih," tulis NU.

Rukyatul hilal dianggap paling tepat karena tercantum dalam teks hadis Nabi Muhammad SAW serta pendapat para ulama salafus shaalih.

Nahdlatul Ulama juga menganggap penggunaan metode falak harus dilengkapi dengan verifikasi faktual menggunakan rukyah hilal. Ini agar perhitungan metode falak lebih konklusif.

Bulan juga disebut memiliki hukum–hukum kehidupan yang tidak sama dengan perhitungan matematis. Dalam sudut pandang ilmiah, metode falak harus dilengkapi verifikasi faktual untuk memenuhi asas berfikir ilmiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com