Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Guru SMA Kena Gejala Mirip Flu, Berakhir Tangan dan Kaki Diamputasi

Kompas.com - 07/03/2024, 13:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Metode pengobatannya dengan pemberian obat vasopresor untuk menjalankan organ tubuh. Namun, obat ini memiliki efek samping menyempitkan pembuluh darah, menghambat aliran darah, dan memaksa jantung bekerja lebih keras.

Hal ini menyebabkan nekrosis atau kematian sel dan jaringan, yang akhirnya berakhir pada  amputasi. .

“Saya benar-benar menyaksikan kaki dan tangan istri saya mati. Semua jadi hitam dan mirip mumi," ujar David, dikutip dari Today (27/2/2024).

Ketika bangun dari koma, Sherri mengetahui dokter menyelamatkan nyawanya tapi tidak bisa menyelamatkan anggota tubuhnya.

Kakinya diamputasi dari bawah lutut pada Juni 2023. Lengannya diamputasi dari bawah siku bulan berikutnya. Sherri baru pulang pada Agustus setelah dirawat empat bulan di rumah sakit dan satu bulan di fasilitas rehabilitasi.

Baca juga: 3 Penyebab Infeksi Pneumonia, Faktor Risiko, dan Gejalanya

Berusaha positif meski sulit

Sherri kini menggunakan kursi roda listrik untuk beraktivitas. Dia menggunakan karet di lengannya untuk memegang garpu saat makan.

Ibu dari satu anak laki-laki itu mengaku punya mental yang kuat. Namun, dia tetap merasa frustrasi karena kehilangan kemandirian dan tidak mampu melakukan hobinya membuat kue.

“Saya hanya memilih untuk bahagia. Bukan berarti saya tidak mengalami gangguan mental sesekali dan hanya menangis sedikit. Saya tidak membiarkannya bertahan lama," katanya.

Sherri juga mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitarnya yang membantu menggalang dana dan membuat halaman khusus di Facebook. Sementara itu, David keluar dari pekerjaannya demi merawat Sherri penuh waktu.

Sayangnya, Sherri perlu menjalani perawatan selama tiga hari seminggu. Karena itu, dia belum bisa mendapatkan prostetik untuk kaki dan tangan palsu.

Sherri masih akan menjalani operasi kompleks untuk memperbaiki tempurung lututnya. Jika tidak berhasil, dokter harus mengamputasi kakinya dari atas lutut sehingga dia mungkin tidak bisa berjalan dengan kaki palsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com