Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Campak di Eropa Melonjak, Apa Kabar di Indonesia? Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 27/01/2024, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus penyakit campak di Eropa melonjak 45 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Merespons hal itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut menyerukan, pentingnya vaksinasi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular yang disebabkan virus campak (morbillivirus) ini.

Untuk diketahui, Rusia dan Kazakhsatan masing-masing telah melaporkan 10.000 kasus campak, tercatat sejak Januari hingga Oktober 2023.

Menurut laporan WHO, dari jumlah kasus campak yang dilaporkan di Eropa, ada sekitar 21.000 kasus rawat inap dan lima kematian akibat campak pada periode tersebut.

"Semua negara harus siap mendeteksi dengan cepat dan merespons wabah campak tepat waktu," tulis pernyataan resmi WHO, dikutip dari Medical Express, Rabu (24/1/2024).

Lantas, bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Apakah kasus campak juga mengalami kenaikan?

Baca juga: Kasus Campak di Eropa Naik Hampir 45 Kali Lipat, WHO Beri Peringatan

Penjelasan Kemenkes

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, belum ada laporan terkait lonjakan kasus campak di Indonesia.

"Sampai saat ini belum ada laporan peningkatan kasus campak. Datanya bisa dilihat di website surveilans campak," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/1/2024).

Surveilans campak adalah situs pemantauan yang menyajikan data termutakhir semua kasus campak di Indonesia.

Meskipun belum ada peningkatan kasus campak di Indonesia, Nadia mengimbau agar masyarakat segera melakukan vaksinasi untuk pencegahannya.

Sebagai informasi, penyakit campak sangat menular dan biasanya menyerang anak-anak. Tapi untuk bebebapa kasus, penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa, terutama pada orang yang belum divaksin campak.

"Tentunya harus dilengkapi dengan vaksinasi sebagai upaya pencegahan campak," ujar dia.

Dikutip dari Kompas.com (12/2/2023), campak dapat dicegah lewat imunisasi dengan vaksin kombinasi campak-gondok-rubella (MMR).

Vaksin tersebut dapat diberikan untuk anak-anak di usia 12 bulan hingga 12 tahun untuk perlindungan terhadap campak, gondok, rubella dan varicella.

Satu dosis vaksin MMR efektif mencegah campak sampai 93 persen. Tingkat efektivitasnya dalam mencegah campak bisa meningkat menjadi 97 persen apabila imunisasi MMR diberikan sebanyak dua dosis.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Campak dan Komplikasinya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com