Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Campak di Eropa Naik Hampir 45 Kali Lipat, WHO Beri Peringatan

Kompas.com - 25/01/2024, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap ada peningkatan kasus campak yang mengkhawatirkan di Eropa, hampir 45 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Para kepala kesehatan pun memperingatkan banyak kasus masih dapat meningkat, serta mendesak upaya pencegahan penyebaran lebih lanjut.

Akhir tahun lalu, sekitar 43.200 orang dilaporkan terinfeksi campak sepanjang 2023. Angka ini naik drastis dari sepanjang 2022, yang hanya dilaporkan sebanyak 941 orang.

Dilansir dari laman BBC, Rabu (24/1/2024), WHO meyakini kondisi ini disebabkan hanya sedikit anak-anak yang menerima vaksinasi penyakit selama pandemi Covid-19.

Pejabat kesehatan Inggris menuturkan, wabah campak yang sangat menular berkembang di West Midlands, menyebar dengan cepat ke kota-kota lain dengan tingkat vaksinasi rendah.

Padahal, data kesehatan menyebut, lebih dari 3,4 juta anak di bawah usia 16 tahun di negara ini tidak terlindung dan berisiko tertular penyakit campak.

Kondisi ini cukup miris mengingat Inggris sempat dicap negara bebas campak karena dinilai sukses memberantas pada September 2017.

Jutaan orang tua dan wali pun dihubungi dan didesak untuk memastikan anak-anak mendapatkan vaksinasi campak secara lengkap.

Dikutip dari The Guardian, Rabu, vaksin MMR untuk penyakit campak, gondok, dan rubella tergolong sangat efektif untuk melindungi anak-anak.

Kendati demikian, hanya 85 persen anak-anak yang mulai bersekolah di sekolah dasar di Inggris yang telah mendapatkan kedua suntikan tersebut.

"Kami telah melihat, di kawasan ini, tidak hanya peningkatan kasus campak, tetapi juga hampir 21.000 rawat inap dan lima kematian terkait campak. Ini memprihatinkan," ujar Direktur Regional WHO, Hans Kluge.

Dia melanjutkan, vaksinasi adalah satu-satunya cara untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang berpotensi berbahaya ini.

Baca juga: Apa Itu Campak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya


Tingkat vaksinasi campak turun

ilustrasi vaksin campak. ilustrasi vaksin campak.

Kepala Departemen Penyakit Menular di King's College London, Prof Stuart Neil mengatakan, peningkatan kasus campak di Inggris sebagian disebabkan karena pandemi.

Masyarakat dan pemerintah yang fokus pada Covid-19 akhirnya "mengabaikan" vaksinasi terhadap banyak penyakit, termasuk campak.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com