Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap El Nino Kurangi Intensitas Hujan 2024, Kapan Berakhir?

Kompas.com - 10/01/2024, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, fenomena El Nino akan memengaruhi curah hujan Indonesia pada musim hujan 2024.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan Indonesia saat ini berada dalam kondisi indeks El Nino moderat berkisar antara 1.5 hingga 2.5.

"Semakin tinggi (El Nino), semakin kuat dampaknya mengurangi curah hujan," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (9/1/2024).

Curah hujan berkurang

Guswanto menjelaskan, El Nino akan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia. Kondisi ini membuat Indonesia tidak akan mengalami musim hujan sebesar tahun-tahun sebelumnya.

Menurutnya, diprakirakan musim hujan tahun 2023 dan 2024 tidak akan setinggi tahun 2020, 2021, dan 2022. Situasi tersebut terjadi karena ketiga musim hujan tersebut bertepatan dengan La Nina.

"Tahun La Nina itu tahun di mana jumlah curah hujannya lebih banyak dari tahun normal," lanjut dia.

Lalu, kapan El Nino akan berakhir di Indonesia?

Baca juga: Puncak Musim Hujan Terjadi Bersamaan dengan El Nino, Apa Dampaknya?


Penyebab El Nino di Indonesia

Guswanto menjelaskan, fenomena El Nino dan La Nina terjadi karena dipengaruhi suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik tengah dan Indeks Ocean Dipole di Samudra Hindia.

Di Indonesia, El Nino dan La Nina terjadi akibat perubahan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik tengah.

"Kalau El Nino, itu suhu di permukaan air laut Samudra Pasifik bagian tengah menghangat. Kalau mendingin, jadi La Nina," tambah dia.

Jika El Nino menyebabkan curah hujan berkurang, maka La Nina membuat hujan akan turun dengan intensitas lebih banyak.

Peningkatan suhu permukaan laut yang mengakibatkan El Nino, kata dia, disebabkan oleh perubahan iklim di Bumi.

Selain itu, masalah kerusakan ekosistem laut, perubahan suhu global, dan efek gas rumah kaca juga memengaruhi kondisi El Nino di Indonesia.

Baca juga: Curah Hujan Diprediksi Akan Berkurang di Akhir Januari 2024, Apa Alasannya?

Kapan El Nino berakhir?

Ilustarsi dampak El Nino.SHUTTERSTOCK/Piyaset Ilustarsi dampak El Nino.
Guswanto mengungkapkan, BMKG memprakirakan fenomena El Nino di Indonesia akan berakhir sekitar Maret atau April 2024.

"El Nino berakhir sekitar April 2024, saat sudah musim pancaroba (peralihan) dari musim hujan ke musim kemarau," lanjutnya.

Ketika El Nino berakhir setelah musim hujan di Indonesia usai, Guswanto memprediksi masyarakat akan merasakan suhu panas yang terasa terik.

Suhu akan terasa panas karena Indonesia sudah masuk musim kemarau. Di musim itu, dia menyebut sistem perawanan membuat jarang ada awan di langit Indonesia.

Akibatnya, sinar Matahari tidak ada yang menghalangi sehingga panasnya langsung menyorot ke Bumi.

"(Indonesia) terasa akan terik karena curah hujan tidak ada. Kalau musim kemarau pasti panas karena sistem perawanan tidak ada. Sinar matahari langsung optimum ke permukaan Bumi," tegas dia.

Guswanto menyebut, suhu panas di Indonesia saat musim pancaroba ini tidak berhubungan langsung dengan El Nino.

Hanya saja, tidak adanya El Nino menunjukkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah mendingin. Ini berarti produksi awan di langit menjadi normal. Sebaliknya jika ada banyak awan, suhu udara tidak terasa terik.

"Kalau suhu di Samudra Pasifik tengah dingin tidak ada El Nino, maka perawanan normal," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com