Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: AI Bisa Prediksi Kematian tetapi Musnahkan Misteri yang Buat Hidup Lebih Menarik

Kompas.com - 27/12/2023, 13:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) baru dapat memprediksi kehidupan individu, termasuk memperkirakan kematian dengan akurat.

Penemuan ini bermula dari penelitian oleh para ilmuwan dari Technical University of Denmark (DTU) terhadap lebih dari satu juta orang di Denmark.

Penelitian merinci bagaimana model algoritma pembelajaran mesin yang disebut "life2vec" memprediksi kehidupan dan tindakan seseorang saat disajikan dengan data yang sangat spesifik tentang mereka.

Studi ini sendiri telah diterbitkan dalam jurnal Nature Computational Science pada 18 Desember 2023 lalu.

Penulis utama dan profesor di DTU, Sune Lehmann mengatakan, model AI yang tengah dikembangkan dapat membuat prediksi apa pun dengan data spesifik tersebut.

Namun, para peneliti mencatat, hal ini termasuk prototipe atau model contoh penelitian, serta tidak dapat melakukan "tugas dunia nyata" apa pun untuk saat ini.

Baca juga: Isi SE Menkominfo soal Etika Penggunaan AI, Pelaku Tunduk UU ITE dan UU PDP


Membaca kematian dari data yang diberikan

Dilansir dari CNN, Jumat (22/12/2023), Lehmann dan rekannya menggunakan data nasional Denmark dari 6 juta orang yang terdiri dari beragam kelompok.

Data tersebut mencakup informasi dari 2008 hingga 2020 terkait aspek-aspek utama kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan pekerjaan.

Para peneliti mengambil data sekelompok orang yang berusia 35-65 tahun, dengan setengah dari mereka meninggal antara 2016 dan 2020.

Mereka kemudian meminta sistem AI untuk memprediksi siapa yang hidup dan siapa yang sudah meninggal dunia.

Mengadaptasi teknik pemrosesan bahasa dan menghasilkan kosakata untuk peristiwa kehidupan, life2vec dapat menafsirkan kalimat berdasarkan data, seperti:

  • "Pada September 2012, Francisco menerima dua puluh ribu kroner Denmark sebagai penjaga di sebuah kastil di Kota Elsinore."
  • "Selama periode ketiganya di sekolah asrama menengah, Hermione mengikuti lima kelas pilihan."

Hasilnya, prediksi AI life2vec menunjukkan 78 persen benar menebak aspek kehidupan individu berdasarkan data.

Baca juga: Perusahaan China Hidupkan Orang Meninggal dengan AI, Tarif Puluhan Juta Rupiah

11 persen lebih akurat prediksi kematian

ilustrasi artificial intelligenceda-kuk ilustrasi artificial intelligence

Selain itu, Life2vec juga 11 persen lebih akurat memprediksi kematian dibandingkan model AI lain maupun metode yang digunakan oleh perusahaan asuransi jiwa untuk menentukan harga polis.

"Yang menarik adalah melihat kehidupan manusia sebagai rangkaian peristiwa yang panjang, serupa dengan kalimat dalam suatu bahasa yang terdiri dari serangkaian kata," kata Lehmann, dikutip dari Independent, Kamis (21/12/2023).

Menurutnya, prediksi ini biasanya merupakan jenis tugas yang menggunakan model transformator dalam AI.

"Namun, dalam eksperimen kami, kami menggunakannya untuk menganalisis apa yang kami sebut rangkaian kehidupan, yaitu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia," lanjutnya.

Dengan menggunakan model tersebut, para peneliti mencari jawaban atas pertanyaan umum, termasuk kemungkinan seseorang meninggal dalam waktu empat tahun.

Para peneliti menemukan bahwa respons model tersebut konsisten dengan hasil temuan yang ada.

Misalnya, individu yang berada dalam posisi pemimpin atau berpenghasilan tinggi lebih mungkin untuk bertahan hidup.

Sebaliknya, mereka yang berjenis kelamin laki-laki, berketerampilan, atau memiliki diagnosis mental, dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

"Kami menggunakan model ini untuk menjawab pertanyaan mendasar, sejauh mana kami dapat memprediksi kejadian di masa depan berdasarkan kondisi dan kejadian di masa lalu?" tutur Lehmann.

"Secara ilmiah, yang menarik bagi kami bukanlah prediksi itu sendiri, namun aspek data yang memungkinkan model memberikan jawaban yang tepat," tambahnya.

Model ini secara akurat juga dapat memprediksi hasil tes kepribadian pada suatu populasi,  lebih baik daripada sistem AI yang ada saat ini.

"Kerangka kerja kami memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi mekanisme potensial baru yang berdampak pada hasil kehidupan dan kemungkinan terkait untuk intervensi yang dipersonalisasi," tulis para peneliti dalam studi.

Baca juga: Pintar Sembunyikan Perasaan, AI Kini Bisa Ungkap Rasa Sakit yang Diderita Kucing

Menghilangkan aspek misteri kehidupan

Para ilmuwan memperingatkan, model dan sistem AI yang tengah dikembangkan ini tidak boleh digunakan oleh perusahaan asuransi jiwa karena alasan etika.

"Karena keseluruhan data asuransi adalah berbagi kurangnya pengetahuan tentang siapa yang akan menjadi orang yang tidak beruntung yang terkena suatu insiden atau kematian," ungkap Lehmann.

Para peneliti juga memperingatkan adanya masalah etika lain terkait penggunaan life2vec, seperti perlindungan data sensitif, privasi, serta peran bias dalam data.

"Kami menekankan, pekerjaan kami adalah eksplorasi terhadap apa yang mungkin dilakukan, namun hanya boleh digunakan dalam penerapan dunia nyata berdasarkan peraturan yang melindungi hak-hak individu," tutur peneliti.

Terpisah, Kepala Divisi Etika Medis di Grossman School of Medicine, New York University, Arthur Caplan, mengungkapkan persetujuan bahwa perusahaan asuransi akan bersemangat menjadi konsumen model AI seperti life2vec.

"Tapi ini akan mempersulit penjualan asuransi. Anda tidak dapat menjalankan asuransi terhadap risiko jika semua orang tahu persis apa risikonya," kata dia.

Namun, Caplan yang tidak terlibat dalam penelitian ini mencatat, life2vec tidak memprediksi pada usia berapa seseorang akan meninggal atau bagaimana caranya.

Sebagai contoh, suatu algoritma tidak dapat memprediksi apakah seseorang akan terbunuh dalam kecelakaan mobil.

Kendati demikian, dia memperkirakan model prediksi yang lebih maju akan muncul dalam waktu lima tahun mendatang.

"Kami akan memiliki yang lebih baik dengan database yang lebih besar yang akan memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan untuk memperpanjang hidup," ujarnya.

Penggunaan kecerdasan buatan untuk memprediksi kapan seseorang akan meninggal dunia menghilangkan satu aspek yang membuat hidup tetap menarik, yakni misteri.

"Kami khawatir robot akan mengambil alih dunia dan memutuskan bahwa mereka tidak membutuhkan kita," terangnya.

"Yang perlu kita khawatirkan adalah robot yang memanipulasi informasi dan mampu memprediksi banyak hal tentang perilaku, sehingga kita akhirnya memiliki kehidupan yang sangat mudah diprediksi dan menghilangkan sebagian nilai dari kehidupan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com